Dua Diamankan Terkait Penyerangan Kampung Ahmadiyah di Tasikmalaya
Jajaran Polda Jawa Barat sudah menangkap dua orang terkait kasus penyerangan terhadap pemukiman Ahmadiyah di Desa
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jajaran Polda Jawa Barat sudah menangkap dua orang terkait kasus penyerangan terhadap pemukiman Ahmadiyah di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (5/5/2013).
Demikian diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2013).
"Terkait dengan peristiwa di Tasikmalaya Polda Jawa Barat sudah melakukan langkah-langkah. Sudah menangkap dua orang terkait peristiwa tersebut," kata Agus.
Dua orang yang diamankan tersebut atas nama KUS (31) warga sekitar lokasi kejadian dan AT (50) warga sekitar tetapi beda dusin.
"Kedua tersangka sudah ditahan Polda Jawa Barat," ujarnya.
Dua orang yang diamankan tersebut dijerat dengan pasal 170 juncto 406 KUHP tentang pengrusakan secara bersama-sama.
"Dari kedua tersangka diperoleh keterangan bahwa kita ikut melempar rumah dan madrasah di perkampungan Ahmadiyah," ucapnya.
Setidaknya belasan rumah dan sebuah masjid milik jamaah Ahmadiyah di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, diserang sekelompok massa, Minggu (5/5/2013).
Pengurus Wilayah jamaah Ahmadiyah Kabupaten Garut, Rahmat Syukur Maskawan, mengatakan penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 dini hari. Saat itu, warga sedang terlelap tidur setelah menghadiri pengajian jamaah Ahmadiyah di masjid pukul 20.00 WIB.
"Waktu itu saya menginap di rumah Pak Mubarak, sedang tidur. Tiba-tiba ada suara teriakan, saya kaget. Saya langsung berlari ke luar dan ada belasan rumah anggota yang kaca jendelanya pecah. Begitu juga dengan masjidnya," kata Rahmat, Minggu (5/5/2013) pagi.
Menurut Rahmat, terdapat sekitar 50 orang yang melakukan penyerangan tersebut. Mereka menggunakan pakaian biasa seperti jaket dan celana panjang. Mereka mengendarai sepeda motor.
Sampai kembali ke Garut pada pukul 04.30 WIB, Rahmat mengatakan tidak terdapat korban akibat penyerangan tersebut. Hanya saja, kaca jendela-jendela masjid, toko, mobil, dan rumah warga jamaah Ahmadiyah pecah.
"Entah mereka berasal dari mana. Mereka datang tiba-tiba dan merusak. Sebelumnya kami hanya menggelar pengajian biasa di masjid. Pengajian peringatan Isra Miraj kami pun aman karena dikawal petugas. Tapi ternyata malah diserang menjelang subuh," ucapnya.
Warga Jamaah Ahmadiyah, kata Rahmat, tidak bisa berbuat banyak saat penyerangan berlangsung. Rahmat mengatakan menyerahkan seluruhnya kasus penyerangan ini kepada pihak berwajib.