Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengusaha: Bandara Kualanamu kok Pakai Mesin Kargo Bekas?

Khairul Mahalli, pengusaha kargo, heran Kualanamu International Airport (KNIA) tidak didukung mesin kargo yang baik.

zoom-in Pengusaha: Bandara Kualanamu kok Pakai Mesin Kargo Bekas?
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
Suasana kesibukan Bandara Kualanamu di hari perdana pengoperasiannya, di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (25/7/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Khairul Mahalli, pengusaha kargo, heran  Kualanamu International Airport (KNIA) tidak didukung mesin kargo yang baik.

"Bandara baru tapi kok mesinnya bekas, bagaimana ini?" sindirnya.

Akibat kelambatan pelayanan kargo di KNIA, kepercayaan konsumen terhadap perusahaan pengiriman barang menurun.

"Konsumen sudah bayar mahal lho, tapi pengiriman barang lambat. Yang kena efeknya ya perusahaan kargo," sungutnya, Kamis (1/8/2013).

Khairul mendesak, bila PT Gapura Angkasa, BUMN pengelola kargo bandara, tidak siap mengoperasikan kargo, maka lebih baik diserahkan kepada swasta.

Sang pemilik pengiriman kargo udara, PT Sahara Trakindo, bingung dengan Angkasa Pura yang masih memaksakan diri mengelola kargo, padahal secara infrastruktur dan SDM tidak siap.

Ia juga heran pembangunan KNIA menelan investasi Rp 5,3 triliun, tidak menyertakan mesin X Ray baru. Akibatnya, terpaksa menggunakan mesin bekas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Berita Rekomendasi

"Itu mesin sudah tua. Percuma saja diperbaiki, pasti rusak lagi," ujarnya.

Padahal, papar Khairul, pihak Gapura Angkasa sudah menaikkan biaya kargo dari Rp 400 per kilogram menjadi Rp 480 per kilogram.

Baginya, penumpukan kargo di KNIA merupakan tanggung jawab Chief of Cargo KNIA Nur Ali.

"Jangan semuanya dari pusat. Kita lambat kalau begini. Sedikit-sedikit beralasan semua harus lewat pusat. Itu gambaran dari melepaskan tanggung jawab," sindirnya.

Sebelumnya diberitakan, kelambatan pelayanan kargo di Kualanamu International Airport (KNIA), ternyata tak hanya disebabkan rusaknya mesin X-Ray.


Penggunaan porter baru oleh PT Gapura Angkasa, BUMN pengelola kargo bandara, juga memerlambat proses pengeluaran kargo, yang biasanya hanya memakan waktu dua jam ketika bandara masih di Polonia. (*)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas