Mata Air Muncul dari Makam Bayi
Fenomena mata air muncul dari sebuah makam di pemakaman umum (TPU) Kampung Tidar, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan,
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM MAGELANG, - Fenomena mata air muncul dari sebuah makam di pemakaman umum (TPU) Kampung Tidar, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.
Air yang keluar dari makam seorang bayi itu dianggap keramat dan bertuah oleh warga setempat. Dikisahkan Mbok Karsanah (69), Juru kunci makam, air itu muncul tiba-tiba dari dalam makam ke permukaan sejak belasan tahun lalu.
Air mengucur tidak pernah surut hingga sekarang. Anehnya, air yang keluar tidak pernah meluber dari tempat yang sengaja digali oleh juru kunci. Konon, bayi yang dikubur di makam itu masih berusia sembilan bulan.
Dia meninggal lantaran penyakit aneh hingga menyebabkan ia tidak bisa buang air kecil. "Konon, air ini merupakan air kencing bayi," tutur Karsanah, belum lama ini.
Ibu 12 anak itu bercerita, dirinya kali pertama mengetahui jika makam itu bisa mengeluarkan air ketiak akakanya meninggal beberapa tahun lalu dan dimakamkan di TPU tersebut.
Hampir setiap hari dirinya membersihkan makam kakaknya yang letaknya tidak jauh dari makam bayi itu. “Saya rutin membersihkan makam kakak saya. Suatu hari saya melihat ada air keluar dari makam bayi. Tidak ada pipa atau saluran air di sini,” ujar Karsanah.
Ketika itu, dirinya pun tidak segan meminumnya. Menurutnya, air itu rasanya segar, tidak bau mayat bau kencing atau lainnya. Bahkan, menurutnya, rasanya lebih segar dibanding air pada umumnya.
Keunikan lainnya, sebut Karsanah, setelah air itu terlihat surut maka akan muncul lagi titik air hingga membuat lubang dengan kedalaman 30 centimeter. "Ini sih musim hujan, tidak terlalu istimewa. Kalau pas kemarau kemarin malah airnya banyak sekali," imbuhnya.
Bagi warga setempat, fenomena itu bukan lagi hal yang baru. Tidak sedikit warga yang datang untuk berziarah dan mengambil air dari makam itu. Mereka menganggap air tersebut membawa berkah. Tidak hanya dari dalam Kota Magelang, peziarah juga datang dari luar daerah. Bahkan, jika malam Jumat Kliwon para peziarah bisa sampai 40 orang.