Seorang Balita Tewas karena Ditelantarkan Puskesmas di Siak
Profesionalisme dan sumpah jabatan tenaga medis yang disebar pemerintah di berbagai daerah, patut dipertanyakan.
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru David Tobing
TRIBUNNEWS.COM, SIAK - Profesionalisme dan sumpah jabatan tenaga medis yang disebar pemerintah di berbagai daerah, patut dipertanyakan. Pasalnya, gara-gara sikap mereka, banyak warga yang menjadi korban.
Termutakhir, satu balita berumur sekitar satu tahun dua bulan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, meninggal dunia karena tak mendapat pertolongan cepat dari puskesmas yang berada di Kecamatan Lubuk Dalam.
Balita malang itu bernama Cahaya. Chaidir, sang ayah, mengisahkan buah hatinya itu tanpa sengaja menelan makanan bulat berisi kacang (pilus), Kamis (31/10/2013) malam.
Namun, kacang itu rupaya tak remuk sehingga tersangkut di organ pernafasan Cahaya. Sontak anaknya susah untuk menghirup udara.
Chaidir sigap membawa anaknya ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan. Tapi, sesampainya di puskesmas, anaknya tidak langsung mendapat perawatan.
Karena tidak mendapat tindakan, Chaidir mengaku membentak petugas puskesmas itu agar segara memeriksa buah hatinya.
"Setelah saya marah-marah, baru petugas memeriksa anak saya. Namun hanya beberapa menit saat mereka memeriksa, anak saya sudah tiada (meninggal dunia)," kata Chaidir, dengan mata berkaca mengenang kejadian pilu dirumah sakit itu.
Petugas puskesmas itu kemudian mengatakan anaknya sudah tiada. Tapi, Chaidir mengaku tidak percaya dengan keterangan petugas puskesmas tersebut. Ia lantas membawa anaknya ke salah satu rumah mantri yang berada dekat dengan rumah, untuk memastikan anak saya itu benar-benar sudah meninggal dunia.
"Mantri Itu juga mengatakan ternyata mengatakan yang sama, anak saya sudah tiada," ceritanya.
Ia mengharapkan pihak pemerintah kabupaten Siak untuk bisa bersikap tegas, khususnya terhadap pegawai yang lalai dan tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya.
"Kami ini memang hanya orang kecil, namun kenapa kami yang harus menjadi korban. Pemerintah harus bisa mengambil tindakan tegas untuk petugas yang tidak bertanggung jawab itu," harap Chaidir.
Sementara itu kadis Kesehatan Kabupaten Siak Toni Candra ketika di konfirmasi ke nomor telpon yang bersangkutan pukul 4.30 Wib, nomor tersebut sedang tidak aktif. Tribun kemudian kembali mengirim pesan singkat kenomor yang bersangkutan, namun tidak mendapat jawaban.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.