Burung Perlu Asupan Vitamin Agar Tahan Cuaca Ekstrim
Tak jarang dalam perawatannya itu mereka memberikan berbagai vitamin, dan menjaga kondisi tubuh burung itu agar tidak diterpa oleh cuaca ekstrim.
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - HOBI memelihara binatang di rumah terkadang suka mendapat kritikan dari penyayang binatang, dengan alasan jika memang sayang sebaiknya membiarkan binatang itu hidup di habitatnya. Namun bagi pencinta atau penyayang binatang yang suka memelihara di rumah, seperti pencinta burung perkutut mereka mengklaim selalu berupaya untuk membuat binatang itu hidup nyaman bahkan lebih aman daripada hidup di habitatnya.
Para pencinta burung perkutut itu, selain ingin mendengarkan suaranya yang merdu, mereka juga ingin merawatnya agar burungnya bisa bertahan hidup hingga beranak pinak dengan keturunan yang sama bersuara merdu.
Bahkan tak jarang dalam perawatannya itu mereka memberikan berbagai vitamin, dan menjaga kondisi tubuh burung itu agar tidak diterpa oleh cuaca ekstrim. Dan setelah memiliki burung perkutut yang suaranya merdu atau rajin bersuara, mereka pun kerap melakukan gathering antar sesama pencinta perkutut yang akrab disebut kung mania dalam sebuah event lomba adu suara yang biasa disebut Lomba Seni Suara Liga Perkutut.
Seperti yang dilakukan belum lama ini di kawasan lapangan tembak, Gunung Bohong, Brigief, Cimahi, sebuah event besar yang bernama Lomba Seni Suara Liga Perkutut Jakarta - Jawa Barat (LPJJB)" putaran ke-8 berhasil diikuti oleh 150 pencinta perkutut yang menurunkan sekitar 336 perkutut. Tali silaturahmi pun semakin mereka rasakan. Karena dalam setahun mereka bisa saling bertemu dalam setiap putaran lombanya.
Mereka tampak fokus memancing perkututnya masing-masing untuk berkicau pada setiap babaknya dalam lomba itu. Namun setelahnya, mereka pun saling berinteraksi dan saling sharing bagaimana cara merawat dan menghasilkan perkutut dengan kicauan yang sering dan merdu. Seperti yang dilakukan salah seorang peserta yang kerap memenangkan lomba, yakni Billah asal Jakarta hadir membawa 6 perkutut andalannya dan kerap banyak dimintai pengalamannya oleh pencinta perkutut yang lain. Bahkan burung perkutut miliknya itu banyak diakui peserta lain sebagai burung yang hebat. Terutama tiga perkutut miliki Billah yang diberi Moloto, Serena, dan Lexus., dikenal dengan suaranya yang khas, bahkan banyak yang sudah menawarnya hingga ratusan juga rupiah.
Begitu juga dengan Halim Yahya (50) pencinta perkutut asal Bandung. Pencinta perkutut yang kini memiliki peternakan burung dengan nama Halim Bird Farm di kawasan Antapani ini mengaku senang karena selain burung perkututnya yang masih berusia 10 bulan mampu berkicau beberapa kali dalam setiap babaknya, juga bisa berbagi informasi dengan sesama pencinta perkutut.
"Wah senang sekali, semoga saja menjadi juara. Perkutut ini memang anak sang juara (perkutut miliknya yang bernama Napoleon, red). Dan saya juga senang karena bisa bertemu dengan sesama pencinta perkutut," ujarnya sumringah.
Pada ajang LPJJB itu, biasanya ada empat kategori yang dilombakan, yaitu kategori piyik hanging yang diikuti oleh perkutut berusia 4 bulan, piyik yunior yaitu untuk perkutut yang berusia kurang dari 6 bulan yang biasanya dalam pemasangan ditiang hanya setengah tiang saja, kemudian kategori dewasa junior untuk burung yang berusia 8-10 bulan, dan terakhir kelas dewasa senior yaitu perkutut diatas 10 bulan.
"Ini memang menjadi ajang lomba sekaligus menjadi ajang silaturahmi bagi pencinta perkutut," ujar Sunyoto selaku Ketua Penyelenggara LPJJB yanh juga sebagai ketua pengurus daerah pencinta perkutut Cimahi. (dedy herdiana)