Kota Ponorogo Direndam Banjir Gara-Gara Hujan 2 Jam
Hujan deras yang turun selama 2 jam, membuat sejumlah warga asal Kota Ponorogo kelimpungan.
Laporan Wartawan Surya Sudarmawan
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Hujan deras yang turun selama 2 jam, membuat sejumlah warga asal Kota Ponorogo baik yang berada di pemukiman maupun di jalanan, kelimpungan.
Pasalnya, hujan deras ini memicu banjir. Alhasil, air bah menggenangi sejumlah perkampungan penduduk dan jalan protokol yang ada di Kota Ponorogo. Tinggi air banjir itu bahkan mencapai 40 sentimeter sampai 50 sentimeter atau setinggi lutut orang dewasa.
Ratusan pengguna jalan terjebak banjir dan kemacetan panjang. Bahkan, tidak sedikit mobil dan motor yang mogok terpaksa didorong warga untuk menepi lantaran mesin kemasukan air banjir hujan deras itu.
Selain itu, banjir disebabkan buruknya kualitas drainase yang di bangun di kawasan perkotaan itu. Dampaknya air hujan kembali meluber dan memenuhi sejumlah ruas jalan perkotaan itu.
Sejumlah jalan protokol yang tergenang air hingga setinggi lutut orang dewasa tersebut antara lain, Jl Imam Bonjol, Jl Diponegoro, Jl Soekarno-Hatta, Jl Gatot Subroto (Alun-AlUn keselatan atau Jenes ke utara), Jl Alun-AlUn Utara, Jl Alun-Alun timur, dan Jl Jaksa Agung Suprapto.
Selanjutnya banjir juga menerpa Jl Urip Sumoharjo, Jl Pasar Songgolangit ke timur, Jl Bayangkara, Jl Raden Saleh, Jl Thamrin, Jl Dr Sutomo, serta Jl Ir H JUanda.
Berdasarkan pantuan di lapangan hampir semua jalan di Kota Ponorogo merata tergenag air banjir. Nyaris banjir itu membuat arus lalu lintas di pusat Kota Ponorogo lumpuh.
"Kami anggap ini buruknya sistem penataan drainase di Kota Ponorogo yang tak diperhatikan dinas atau satuan kerja terkait," ucap Pengamat Sosial, Budaya, dan Lingkungan, Daroini.
Sementara aktivis Lingkungan, Hariyanto menuturkan, banjir disebabkan minimnya persiapan dinas dalam menghadapi musim hujan.
Karenanya, meski di Kota Ponorogo memiliki banyak drainase dan aliran sungai cukup besar, tidak bisa berfungsi mengalirkan air hujan secara maksimal.
"Kami pastikan ini karena drainase tidak lancar (buruk) yang disebabkan lemahnya pengawasan dinas terkait. Kami menilai respon para pejabat di Ponorogo lembat," pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Pemkab Ponorogo, Hari Soebito dan Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan (BKP) Dinas PU BMCK Pemkab Ponorogo ,Wahyudi yang dikonfirmasi melalui ponselnya sampai berita ini ditulis tidak memberikan jawaban.