Dua Siswi Dikeluarkan dari Sekolah karena Orangtua Protes Dugaan Pemotongan BSM
Hadiria dan Masda dikeluarkan dari sekolahnya karena orangtua mereka memprotes soal dugaan pemotongan dana bantuan siswa miskin
Editor: Gusti Sawabi
Namun , para siswa tetap menceritakan hal itu ke orangtua mereka. Akbiatnya, beberapa orangtua, termasuk Mahamuddin, mendatangi sekolah untuk menanyakan soal BSM tersebut.
Mahamuddin mengaku sempat terlibat pertengkaran dengan kepala sekolah Haji Abdul Karim karena menganggap penjelasan pemotongan BSM tak masuk akal. Tersulut emosi, sang kepala sekolah bahkan sempat menggebrak meja dan mengusir Mahamuddin dari sekolah.
“Sebagai orangtua siswa, saya tentu berhak mempertanyakan dana BSM yang tidak disalurkan sesuai aturan, tapi kepala sekolah rupanya marah dan saya bersama sejumlah orangtua siswa lainnya sempat bertengkar. Mungkin inilah pemicunya anak saya dikeluarkan secara sepihak,” ungkap Mahamuddin.
Selain dikeluarkan, kata dia, ranking di rapor anaknya juga diturunkan dari kedua menjadi kelima. Mahamuddin menduga ranking rapor anaknya diubah sebelum dia diberi surat dikeluarkan oleh pihak sekolah. Hal itu terlihat dari tulisan rapor Hadiria yang semula bersih, kini "belepotan" dengan tip-ex dan angka-angkanya berubah.
Sementara itu, Kepala SD 027 Labuang Haji Abdul Karim mengakui ia memang sempat terlibat pertengkaran dengan Mahamuddin dan sejumah orangtua siswa lantaran kata-kata mereka dinilai tak pantas.
Menanggapi alasan pemecatan dua siswinya, Karim mengaku justru itu atas permintaan Mahamuddin.
“Pemecatan dua siswi bukan keinginan sekolah, tetapi itu permintaan orangtua sendiri. Rapat komite yang dihadiri semua pihak juga sudah setuju agar kedua siswi ini dipecat dari sekolah. Pemecatan kedua siswa ini jangan dikait-kaitkan dengan persitiwa sebelumnya karena ini tak ada kaitannya,” kata Abdul Karim, belum lama ini.
Namun pernyataan Abdul Karim dibantah Mahamuddin. Menurutnya, justru kepala sekolahlah yang berusaha mencari-cari alasan pembenaran agar kedua anaknya bisa didepak dari sekolah karena membocorkan pemotongan dana BSM.