Dedek Tak Kunjung Pulang Usai Dijemput 7 Pria Berbadan Tegap
Mardiyansah berbicara serius kepada Dedek setelah menjauhi pintu rumah.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM - Sahrol Bariah (29) terjaga saat pintu rumahnya diketuk seseorang. Ia tak langsung bangkit, tetapi membangunkan suaminya, Dedek Khiruddin (30), yang terlelap di sampingnya.
Ketukan pintu Sabtu, 28 November 2013, dini hari itu lalu disertai panggilan kepada Dedek. Dedek, yang hanya mengenakan celana pendek, membuka pintu.
Di luar rumah, tujuh orang berbadan tegap menunggu. Salah satu di antaranya, Mardiansyah, anggota Komando Resor Militer (Korem) Lilawangsa, Aceh. Sahrol kenal Mardiansyah karena beberapa kali dia ikut ke rumah bersama Dedek.
Namun, dini hari itu, Mardiyansah berbicara serius kepada Dedek setelah menjauhi pintu rumah.
"Saya tidak tahu persis yang diomongin. Namun beberapa kali saya dengar mereka bicara soal Pendi Tato," kata Sahrol.
Pendi Tato atau Khairul Efendi Lubis (31) adalah teman Dedek yang tengah diburu polisi lantaran membacok Prajurit Kepala (Mar) Zulkifli Hasibuan, anggota Batalyon 8 Marinir TNI Angkatan Laut, Tangkahan Lagan, Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Pada 21 November 2013, Pendi menganiaya Zulkifli lantaran cemburu dan mencurigai istrinya memadu kasih dengan marinir itu. Tamu malam itu bertanya kepada Dedek tentang keberadaan Pendi Tato.
Dedek lalu masuk rumah, memakai kemeja lengan pendek dan sandal jepit. "Mereka minta dibantu mencari Pendi," ujar Sahrol, menirukan perkataan suaminya.
Dedek pun meninggalkan rumah bersama tamunya. Sekitar 10 menit kemudian, seorang dari tujuh tamu itu kembali ke rumah, mengambil telepon seluler milik Dedek.
"Bang Dedek baik-baik saja," kata Sahrol, menirukan ucapan pengambil telepon seluler itu.
Sejak kepergian suaminya, Sahrol tidak bisa tidur. Pikirannya dipenuhi kekhawatiran. Selang dua jam kemudian, sekitar pukul 04.00, Sahrol mengirim layanan pesan pendek (SMS) ke telepon seluler Dedek menanyakan kabar.
Tidak lama kemudian muncul balasan, Dedek tak akan pulang sebelum Pendi Tato ketemu. Setelah itu Dedek tidak dapat dihubungi, dan hingga kini ia tak kunjung pulang.
Pada 5 Januari lalu, polisi menangkap Pendi Tato di Bagan Siapi-api, Riau, sekitar 600 kilometer dari Langkat. Kini ia mendekam di Rumah Tahanan Tanjung Gusta. Pendi mengaku membacok Zulkifli, tetapi ia menegaskan, Dedek tidak ikut campur dalam penganiayaan itu.
"Pendi sudah ditangkap, tetapi mengapa suami saya tidak dipulangkan?" isak Sahrol.