Populasi Ternak Kambing Etawa di Gunungkidul Capai 255 Ribu Ekor
“Kita terus mendorong potensi peternakan dengan mengembangkan kambing jenis bligon,” katanya
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul terus berusaha meningkatkan potensi peternakan terutama kambing potong dengan mengembangkan bibit unggulan jenis bligon.
Kambing blasteran peranakan etawa (PE) dan lokal ini dinilai memiliki kelebihan berupa produksi daging yang lebih banyak.
Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Peternakan Gunungkidul, Sukandi mengatakan saat ini populasi ternak kambing dan domba sekitar 255 ribu ekor.
Jumlah tersebut akan terus dikembangkan untuk bisa memenuhi kebutuhan daging kambing maupun bibit kambing lokal maupun luar daerah.
“Kita terus mendorong potensi peternakan dengan mengembangkan kambing jenis bligon,” katanya di sela-sela penilaian lomba kelompok ternak tingkat provinsi di sekretariat Kelompok Terrnak Wanita Lestari, Dusun Kwarasan Wetan, Desa Kedungkeris, Nglipar, Senin (16/6/2014).
Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi ternak kambing ini menurut Sukandi dilakukan dengan mengembangkan kelompok-kelompok ternak di seluruh wilayah kecamatan.
Masing-masing kelompok akan dibina dan didampingi oleh dinas sehingga nantinya bisa berjalan dan terus berkembang.
Dalam mengembangkan ternak kambing ini dinas tidak hanya fokus terhadap populasinya saja melainkan juga fokus terhadap kwalitasnya. Untuk itu saat ini beberapa kelompok ternak kambing mulai mengembangkan kambing jenis bligon.
Kambing tersebut memiliki kelebihan badan yang lebih besar dibandingkan dengan kambing lokal serta produksi dagingnya lebih banyak.
“Kita membina sel-sel di dalam masyarakat baik untuk pembibitan maupun kambing potong,” ucapnya.
Dia menambahkan, tahun 2014 ini dinas menunjuk Kelompok Wanita Ternak (KWT) Wanita Lestari untuk mewakili Gunungkidul maju lomba tingkat provinsi. Kelompok ini sudah berhasil mengembangkan ternak kambing bligon.
Harapannya, nantinya bisa menang sehingga mewakili DIY maju ke tingkat nasional.
Sementara itu, tim penilai lomba Agribisnis tingkat DIY, Gede Suparta mengungkapkan lomba ini merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh dinas pertanian DIY.
Penilaian terhadap kelompok ternak ini didasarkan pada aspek pengelolaan, organisasi, perkembangan ternak serta pemanfaatan teknologi dalam menunjang ternak.
“Kelompok ini (KWT Wanita Lestari) akan bersaing dengan empat kelompok di DIY lainnya. Lomba ini untuk memilih wakil DIY maju ke tingkat nasional,” ungkapnya.