Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sidoarjo Dilanda Banjir, Kepala Dinas Pengairan Hanya Perintahkan Tutup Dam

Di Desa Sawotratap, Pepelegi banjir yang menggenangi rumah warga mencapai 30 cm – 40 cm.

zoom-in Sidoarjo Dilanda  Banjir, Kepala Dinas Pengairan Hanya Perintahkan Tutup Dam
surya/Anas Miftakudin
Banjir melanda wilayah Sidoarjo, Pemkab Sidoarjo masih tutup mata 

TRIBUNNEWS.COM,SIDOARJO- Hujan deras yang mengguyur Sidoarjo mulai, Senin (16/6) pukul 21.00 WIB hingga Selasa (17/6) pagi membuat abnjir sejumlah wilayah, terutama di daerah barat dan utara, Sidoarjo.

Air yang menggenang jalan dan rumah penduduk mencapai 30 -50 cm,  hingga kendaraan bermotor banyak yang mogok serta jalanan macet.

Banjir yang melanda wilayah Sukodono, Wonoayu, Krian, Taman, Gedangan, Waru menyulut kemacetan.

Di Jl Raya Sukodono saat pagi hari, jalanan macet total karena air yang menggenang di depan Masjid An Nur cukup tinggi, Dungus, Sukodono.

Tak pelak, baik motor dan mobil harus memperlambat laju kendaraannya sehingga kemacetan terjadi hingga 4 km.

Hujan yang berlangsung sekitar 9 jam itu juga menggenangi wilayah sekitar seperti Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono, Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, Beringin Bendo, Kecamatan  Taman, Trosobo dan sekitarnya juga terendam air.

Di daerah Waru, Gedangan dan Sedati juga mengalami hal serupa.

Di Desa Sawotratap, Pepelegi banjir yang menggenangi rumah warga mencapai 30 cm – 40 cm.

Sampai-sapai Jalan Raya yang menuju daerah Sawotratap – Pepelegi ditutup akibat jalan dipenuhi dengan air.

PT Maspion I yang ada di Desa Sawotratap juga kemasukan air hingga karyawannya diliburkan. Perusahaan di daerah Beringin Bendo dan Trosobo terpaksa diliburkan karena perusahaannya kemasukan air.

Sementara SMPN 1 Sukodono yang ada di Desa Anggaswangi juga dileburkan karena ruang kelas terendam air.
“Sekolah kami tergenang air sehingga murid yang berangkat kesekolah melepas sepatu menuju sekolah. Namun selepas di sekolah para guru meliburkan sekolah,” kata Afinda, siswi kelas VIII B, SMPN 1 Sukodono, sambil memegang sepatu hendak pulang, Selasa (17/6/2014).

Selain itu, TK Darma Wanita Persatuan yang berada di Desa Kebon Agung, Kecamatan Sukodono juga diliburkan karena halaman sekolah juga tergenangi air hingga lutut orang dewasa.

“Anak-anak tadi sudah berangkat. Guru sekolah juga sudah hadir. Tapi karena halaman sekolah banjir akhirnya diliburkan,” ujar Sakinah yang biasa menjual makanan kecil di depan sekolah TK.

Di daerah Gedangan, juga terjadi hal yang sama. Banjir yang menggenang tidak hanya di wilayah permukiman, perumahan saja.

Warga sekitar Gedangan akhirnya  menjebol tanggul sungai dengan tujuan mengalirkan air yang ada di permukiman warga ke sungai.

Namun air yang menggenangi masih saja tidak banyak berubah karena debit air yang ada di sungai juga cukup tinggi.

“Tidak biasanya hujan seperti ini. Kalau pun hujan tidak terlalu parah seperti ini banjirnya,” tutur Abidin warga Sawotratap.

Sepanjang jalur Sidoarjo – Waru, terutama di Jl Raya Gedangan hingga Aloha, kendaraan yang melintas hamper tidak bisa bergerak.

Perjalanan yang seharusnya ditempuh dalam waktu 15 mulai dari Sidoarjo hingga Aloha hamper mencapai 2 jam lebih.
Maklum pengendara mobil tidak bisa melaju dengan kecepatan normal karena banyak gedangan air.

Di Bungurasih dan sebagian Kedung Rejo Barat juga banjir hingga 50 cm akibat luapan Kali Buntung.

Terminal Purabaya terutama di pintu masuk juga banjir.
Padahal got di Terminal Purabaya lebih tinggi disbanding dengan got perkampungan.

“Seharusnya ada solusi sudetan dari Kali Buntung ke KaliI Perbatasan dengan Surabaya – Sidoarjo  untuk mengurangi debit air di Kali Buntung,” tutur Gondo, warga Bungurasih.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengairan, H Fatkhorrohman, banjir yang melanda wilayah barat dan utara Sidaorjo akibat intensitas hujan sangat tinggi.

Sesuai hasil pengamatan di Dam Bono, Kecamatan Sedati, air yang ada mencapai 157 ml/detik.

Normalnya  daya tamping air yang ada 118 ml/detik sehingga air yang ada meluap.

“Banjir juga menggenangi rumah saya di Sedati,” tutur Fatkhurrohman.

Tingginya intensitas air yang ada, Fatkhurrohman menginstruksikan kepada anak buahnya untuk menutup dam di wilayah barat mulai pukul 04.00 WIB tadi.

Tujuan penutupan itu agar air yang  ada tidak banyak mengalir ke wilayah timur karena air yang ada  masih cukup tinggi.

“Insya Allah nanti sore air sudah surut seperti di Gedangan, Sukodono dan Sedati,” terangnya.


Berita Rekomendasi
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas