Warga Tolak Pembangunan Hotel di Samping Islamic Centre
Penolakan pembangunan hotel di samping Islamic Centre Jl Slamet Riyadi disuarakan di simpang empat Mal Lembuswana.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Penolakan pembangunan hotel di samping Islamic Centre Jl Slamet Riyadi disuarakan di simpang empat Mal Lembuswana, Jumat (27/6/2014). Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia (KAMMI) Samarinda Johan Irawan mengatakan, aksi ini merupakan gabungan antara lain dari KAMMI Unmul, KAMMI STAIN, dan Forum Solidaritas Islam.
"Ini kita menggelar aksi, membangun wacana yang lebih besar lagi dan ke depan kita menggalang massa yang lebih besar lagi," kata Johan.
Aksi ini kata Johan, untuk mempertegas lagi penolakan yang dilakukan masyarakat beberapa saat lalu. Isu ini juga kata Johan, sudah bergulir sejak tahun 2013 lalu tapi hingga kini belum ada kejelasan. Sementara itu menurutnya, Gubernur Kaltim Awang Faroek sudah pernah menyatakan mendukung pembangunan hotel tersebut di samping Islamic Centre.
Inti penolakan kata Johan, jika memang pembangunan hotel tetap dilanjutkan maka dampak buruk akan jauh lebih banyak dari dampak baiknya. Salah satunya, melihat rencana bangunan hotel yang akan lebih tinggi dari Islamic Centre, jelas hal ini akan mengganggu estetika, nilai-nilai religius, dan kekhusyukan beribadah. Belum lagi bicara tentang dampaknya bagi masyarakat yang kerap mendatangi Islamic Centre untuk melakukan wisata rohani.
"Ini bisa mengganggu nilai-nilai keagungan, kebanggaan masyarakat Kaltim," katanya.