Dukung Jokowi, Santri Pamekasan Sebarkan Tabloid Al-Mihrab
“Kami memberikan dukungan kepada Jokowi – JK sebagai capres dan cawapres, karena keduanya kami nilai layak sebagai pemimpin di negeri ini,” kata Zaina
TRIBUNNEWS.COM,PAMEKASAN – Puluhan santri di Pamekasan, sebagai pendukung pasangan capres-cawapres Jokowi – JK, menyebarkan tabloid Al – Mihrab, edisi Juni-Juli 2014, kepada pengendara bermotor yang melintas di area monumen Arek Lancor, Jumat (4/7/2014).
Ratusan tabloid Al-Mihrab dengan sampul bergambar Jokowi melambaikan tangan bersama pendukungnya itu, bertuliskan visi Islam rahmatan lil alamin Jokowi dengan ketebalan sebanyak 16 halaman.
Penyebaran tabloid Al-Mihrab yang digelar di terik matahari itu, tidak membuat santri nyalinya ciut.
Hampir setiap kendaraan yang melintas, pengemudinya diberikan tabloid Al-Mihrab Cuma-Cuma.
Sebelum dilakukan penyebaran, lebih dulu diawali orasi yang diungkapkan Zainal Abidin dengan menggunakan megaphone.
Ia memprotes kicauan Fahri Hamzah, politisi PKS yang mengkritisi keinginan Jokowi, karena menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri nasional.
“Kami memberikan dukungan kepada Jokowi – JK sebagai capres dan cawapres, karena keduanya kami nilai layak sebagai pemimpin di negeri ini,” kata Zainal Abidin.
Koordinator lapangan, Zuhairi Misrawi mengatakan, ia berterima kasih kepad santri Pamekasan yang telah memberikan dukungan dengan tulus dan ikhlas kepada capres dan cawapres Jokowi – JK.
“Kami dari tim kampanye nasional Jokowi-JK, menyampaikan visi misi Pak Jokowi merupakan Islam rahmatan lil alamin, seperti di tabloid Al-Mihrab ini.
Yakni Islam member rahmat bagi semesta alam. Islam yang merangkul, bukan Islam yang memukul, yang menghidupkan kembali ruh gotong royong, revolusi mental,” kata Zuhairi Mirawi
Selama ini Jokowi selalu bersilaturrahmi dengan ulama dan pengasuh pondok pesantren hampir di banyak tempat.
Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumantera, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa tempat lain.
Dalam revolusi mental ini, pesantren punya peran penting, karena pesantren telah terbukti sebagai lembaga revolusi mental.