Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gus Solah: Pesan Gusur Sebarkan Islam dengan Kasih Sayang

Hadir dalam acara ini pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) dan juga para alumni Pensantren Tebu Ireng yang ada di Ban

zoom-in Gus Solah: Pesan Gusur Sebarkan Islam dengan Kasih Sayang
Tribunnews/JEPRIMA
Suasana malam haul keempat Gus Dur yang dihadiri oleh para jamaah Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah di Indonesia yang memadati kediaman almarhum, di Jalan Warung Silah No 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2013). Ribuan jamaah dan sejumlah tokoh hadir di acara haul Gus Dur tersebut. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM,BANYUWANGI -Warga Banyuwangi, Jawa Timur sangat antusias menghadiri peringatan haul Gus Dur.

Peringatan haul tokoh Nahdlatul Ulama yang juga Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur digelar warga Nahdliyin di Banyuwangi, Minggu (2/11/2014).

Hadir dalam acara ini pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) dan juga para alumni Pensantren Tebu Ireng yang ada di Banyuwangi.

Dalam pengajian yang digelar di pendopo Kabupaten tersebut, Gus Sholah mengingatkan kembali pentingnya  menyebarkan ajaran Islam yang ramah dan penuh kasih sayang sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Gus Dur.

Gus Sholah melanjutkan, ajaran Islam yang penuh kasih sayang terbukti mampu menarik minat banyak orang untuk bergabung.

Setidaknya ini dibuktikan oleh para Wali Songo yang merintis penyebaran Islam di Nusantara dengan metode kasih sayang sehingga mampu menjadi agama mayoritas.

"Menurut sejarawan Inggris, penyebaran Islam selama 250 tahun telah membuat 90 persen penduduk nusantara memeluk Islam. Ini semua terjadi tanpa paksaan dan penindasan," ujar Gus Sholah.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Gus Sholah mengatakan, seiring dengan penyebaran Islam di Indonesia, muncul dinamika yang saling menguatkan.

Dalam hal ini, Gus Sholah  mencontohkan lahirnya Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai dua organisasi massa besar yang tanpa konflik dan bersama  berkontribusi demi kemajuan bangsa, seperti pada dunia pendidikan.

NU bergerak melalui puluhan ribu pesantren dan menjadikan NU sebagai lembaga pendidikan tertua di tanah air.

Sedangkan Muhammadiyah hadir dengan sekolah-sekolah dan perguruan tingginya.

"Para jurnalis dari timur tengah sampai heran, mengenai pergantian pemimpin di Indonesia yang tanpa pertumpahan darah seperti di negara-negara Timur Tengah yang mayoritas penduduk muslim. Ini karena Islam kita yang ramah dan penuh kasih sayang," tutup Gus Sholah.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas