Forum Rektor Makassar: Tindak Mahasiswa yang Demo Anarkis
"Kalau ada mahasiswa yang anarkis tutup jalan, bakar ban, maka itu keleluasaan aparat untuk melakukan tindakan," kata Dwia.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Kampus tidak akan membela bila mahasiswa Makassar yang kedapatan melakukan aksi anarkis," kata Ketua Forum Rektor Makassar, Dwia Aries Tina Pulubuhu.
Menurut Dwia sudah ada kesepakatan mengenai demo anarkis penolakan kenaikkan BBM antara Polisi dan TNI di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan Forum Rektor.
Kepada wartawan usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), di kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2014), Dwia mengatakan aksi anakis yang ia maksud antara lain aksi menutup jalan, membakar ban serta aksi-aksi kekerasan lainnya.
"Kalau ada mahasiswa yang anarkis tutup jalan, bakar ban, maka itu keleluasaan aparat untuk melakukan tindakan," katanya.
Dikatakan sejauh ini aksi-aksi anarkis yang terjadi di Makassar diketahui dilakukan oleh preman yang mengaku mahasiswa. Sudah ada beberapa orang pelaku aksi anarkis yang ditangkap, ternyata bukan lah mahasiswa. Dwia juga mengaku sudah mengingatkan untuk berhati-hati terhadap penyusupan demo mahasiswa.
Dwia mengatakan rektor yang menjadi anggota forum rektor juga sudah memberikan pemahaman ke mahasiswanya masing-masing soal kenaikkan BBM. Ia berharap dengan pemaparan tersebut mahasiswa akan mengerti latar belakang pemerintrah mewacanakan kenaikkan harga BBM.
"Kami menyampaikan pada mahasiwa kebijakan kenaikkan BBM adalah proses yang dampaknya perbaikan di sektor pendidikan, infrastruktur, jadi memberi pencerahan pada mahasiswa, bukan persoalan menolak apa menerima," ujarnya.
Rektor Universitas Hasanudin itu menerangkan bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya kebijakan pengalihan subsidi dari BBM ke hal-hal yang lebih produktif. Ia mengaku yakin kebijakan tersebut sudah melalui berbagai analisa yang mendalam.
"Pak JK berpesan itu adalah suatu kebijakan, yang harus kita dukung bersama," terangnya.
Ia juga berharap media ikut mendukung agar situasi Makassar jadi lebih kondusif, dengan tidak memberitakan hal-hal yang bisa memancing kerusuhan.