Dua Warga Tegal Jadi ABK dalam Kapal Hsiang Fu Chuen Hilang di Samudera Atlantik
Informasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang menyebutkan jika kapal asal Vietnam yang tenggelam di perairan Samudera Atlantik
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Informasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang menyebutkan jika kapal asal Vietnam yang tenggelam di perairan Samudera Atlantik, diketahui perusahaan penyalurnya berasal dari Pemalang.
"Memang keterangan awal yang kami terima dari Kemenlu menyebutkan jika penyalur tenaga perusahaan dari Pemalang," ujar Kabid Bidang Pelatihan dan Penempatan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tegal Widiantoro, Selasa (10/3/2015).
Selain itu, kata dia, Kemenlu juga menginformasikan jika dua ABK yang hilang itu merupakan warga Tegal. Namun demikian, ia belum bisa memastikan identitas dan alamat kedua ABK tersebut.
"Laporan sementara yang kami terima, ada dua ABK warga Tegal. Namun, kami belum tau identitasnya warga mana. Bisa saja warga Kota Tegal atau warga Kabupaten Tegal," ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya saat ini sedang melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNPTKI) dan Kemenlu terkait kabar hilangnya kapal asal Vietnam yang tenggelam di Samudera Atlantik.
Sebeb, kapal penangkap ikan itu membawa 21 Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang identitas dan nasibnya hingga kini belum jelas.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BNP2TKI dan Kemenlu terkait tenggelamnya kapal penangkap ikan Taiwan Hsiang Fu Chuen yang sampai saat ini masih hilang itu,"ungkapnya.
Dia menyebut, seperti saat kasus kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia pada awal Desember 2014 lalu, pihak BNP2TKI biasanya akan mengirimkan faximile yang berisi informasi identitas ABK asal Kabupaten Tegal yang ada di kapal tersebut.
"Sampai hari ini, belum ada fax dari BNP2TKI yang masuk ke kami. Ya kemungkin masih menunggu dari Kemenlu yang masih mencari data identitas ABK melalui KBRI di Taiwan untuk memastikan identitas para ABK itu," paparnya.
Widoantoro sudah menduga, kemungkinan ABK yang hingga kini masih hilang ada warga yang merupakan warga Kabupaten Tegal. Sebab, kata dia, banyak warga Kabupaten Tegal yang bekerja menjadi ABK di kapal pencari ikan di luar negeri.
"Warga di sini banyak yang menjadi ABK (nelayan) di luar negeri. Namun mereka berangkat melalui Perusahaan jasa ABK dan datanya tidak tercatat di Dinsosnakertrans," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Brebes Syamsu Komar.
"Sampai saat ini, kami belum mendapat informasi dari Kemenlu dan BNP2TKI ada atau tidaknya WNI asal Brebes yang ada di kapal yang hilang itu,"kata Syamsu Komar. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.