3 CC Darah Yvonne Untuk Mengungkap Pembunuhan Engeline
Yvonne yang saat itu mengenakan kacamata hitam dan berpakaian abu serta Christina yang mengenakan pakaian berwarna hitam
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Satu unit mobil minibus warna putih tiba di RS Bhayangkara Trijata Polda Bali, Jalan WR Supratman, Denpasar, Bali, Kamis (25/6/2015) pukul 15.00 Wita.
Dari dalam mobil tersebut, bergegas keluar 2 orang wanita, yakni Yvonne (37) dan Christina (27) yang merupakan anak dari Margriet Christina Megawe atau kakak angkat Engeline (sebelumnya ditulis Angeline).
Mereka tiba di RS Bhayangkara Trijata Polda Bali dengan didampingi oleh 2 orang kuasa hukum mereka dari Hotma Sitompoel Associetes yaitu Jefrie Kam dan Aldres J Napitupulu.
Setibanya di RS Bhayangkara Trijata Polda Bali, tidak sepatah kata pun mereka ucapkan.
Yvonne yang saat itu mengenakan kacamata hitam dan berpakaian abu serta Christina yang mengenakan pakaian berwarna hitam dengan rambut panjangnya yang terurai hanya bungkam dan bergegas masuk ke ruangan IGD.
Satu jam berlalu, Yvonne dan Christina serta 2 orang pengacaranya, Jefrie Kam dan Aldres J Napitupulu keluar dari IGD RS Bhayangkara Trijata Polda Bali.
"Kehadiran kami di sini untuk mengambil sample darah Ibu Yvonne dan Christina dan pengambilan sidik jari khusus buat Christina karena sidik jari Yvonne sudah diambil sejak Kamis lalu," ujar Jefrie Kim sesaat keluar dari ruan
Ia menjelaskan, pengambilan darah tersebut merupakan permintaan dari Polres Denpasar atas kapasitas Yvonne dan Christina sebagai saksi dalam kasus pembunuhan Engeline dengan tersangka Agustinus Tai Hamdani.
"Sampel darah yang diambil sebanyak masing-masing 3 cc untuk kepentingan penyidikan," terang Jefrie Kam.
Bercak darah perempuan di kamar Engeline
Bercak darah dan sidik jari sebelumnya ditemukan dalam proses pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Engeline (sebelumnya disebut Angeline).
Bercak darah yang ditemukan di kamar ibu angkat Engeline di rumahnya di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar, Bali berhasil diidentifikasi.
Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal (Irjen) Ronny F Sompie mengatakan, bercak darah tersebut berdasarkan keterangan ahli adalah darah manusia kode perempuan.
"Bercak darah itu keterangannya perempuan," tegas Ronny F Sompie ketika ditemui di Polresta Denpasar, Kamis (25/6/2015).