Dibilang Homo, Andi Mengaku Kalap
Dia mengaku kalap dan tak sadar sudah membunuhnya. Sebab Hayriantira melakukan ancaman
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Andi Wahyudi (38) mengaku membunuh Hayriantira karena dikatai homo berulang-ulang.
Dia mengaku kalap dan tak sadar sudah membunuhnya. Sebab Hayriantira melakukan ancaman. Andi mengungkapkan ini kepada penyidik. Dan penyidik sama sekali tak percaya terhadap pengakuan itu.
Andi dan Hayriantira check ini di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat pada Kamis (30 Oktober 2014). Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam dari Jakarta ke Garut.
Mereka kesana sebenarnya untuk membeli jaket kulit khas Garut di Sukaregang, Kabupaten Garut. Hotel Cipaganti tempat mereka menginap jaraknya hanya 6 kilometer.
Andi mengaku Hayriantira yang mengajaknya masuk hotel. Tapi dia kemudian yang mendaftar nama di hotel.
Tapi Andi memakai nama palsu, yakni Gery dan tak menuliskan alamat. Hotel itu memang tak pernah meminta KTP setiap tamunya.
Saat di hotel itulah Hayriantira meminta berhubungan seks. "Itu kali pertama dia mengajak saya berhubungan seks," kata Andi.
Padahal dia sudah kenal Hayriantira selama 2,5 tahun. Tapi saat itu Andi menolak, karena dia masih capek dan sedang tak bisa ereksi.
Lalu Hayriantira mengancam akan membatalkan proyek alat pemadam kebakaran yang sedang Ia tawarkan ke PT XL Axiata melalui Hayriantira apabila tak melayani.
Sambil terus meledek Andi sebagai homo. Kesal, Andi pun kalap, lalu membekap Hayriantira dengan bantal sampai tewas.
Saat Hayriantira dibunuh, mereka belum 1 jam di kamar. Kemudian Andi lekas punya rencana melucuti semua pakai Hayriantira, memasukkan korban ke bak air panas di kamar agar tubuhnya rusak.
Kemudian mencari halte bus untuk membuang semua pakaian dan ponsel milik Hayriantira. Tak sampai 2 jam Andi sudah pergi dari hotel itu meninggalkan jenazah Hayriantira.
"Saya juga heran kok bisa begitu. Soalnya dia terus mengulang-ulang menyebut saya homo. Apalagi saya sedang ada masalah dengan istri, dan capek juga baru menyetir dari Jakarta ke Garut," kata Andi.
Menurut Andi, dia agak terganggu dengan ancaman Hayriantira soal proyek alat pemadam kebakaran (APAR) itu. Sebab proyek itu penting baginya.
Apabila proyek itu berjalan, Dia bisa mendapat Rp 500.000 dari setiap APAR yangiIa suplai. Padalah XL Axiata disebut akan membeli sampai 1.000 unit APAR.
"Proyek itu dulu sudah mau deal, tapi gagal karena Hayriantira membatalkan membantu. Dan kali ini sedang dicoba lagi," ucap Andi.
Soal keterangan ini, Polisi tak percaya sama sekali. Andi disebut berbelit-belit, banyak bohong, dan pengakuannya sama sekali tak masuk akal. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)