Banjir di Pidie, Puluhan Ribu Bandeng dan Udang Lenyap
Banjir terparah setelah tiga lalu ini akibat meluapnya Krueng Baro dan Krueng Tiro, Kabupaten, Pidie.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Muhammad Hadi
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Puluhan ribu ikan bandeng yang siap panen di tambak udang lenyap disapu banjir di Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie, Provinsi Aceh, Senin (30/11/2015).
Banjir terparah setelah tiga lalu ini akibat meluapnya Krueng Baro dan Krueng Tiro, Kabupaten, Pidie.
Seorang Warga Kembang Tanjong, Wahidin Usman kepada Serambi (Tribunnews.com network) mengatakan, tambak yang selama ini dikelola warga sudah seperti lautan.
Akibat tinggi air melewati pematang tambak, bahkan sebagian pematang tambak hancur diterjang banjir.
“Saya masih di tambak ini. Sudah seperti lautan. Tak nampak lagi pematang tambak,” ujar Wahidin yang dihubungi dari Banda Aceh.
Tambak disapu banjir, kata Wahidin, mulai dari Pasie Ie Leubeu, Meunasah Ara, Meunasah Sukon, dan Tanjong Kreung.
Kondisi paling parah justru di Pasie Ie Leubeu.
“Banyak ikan bandeng dan udang yang di tambak hilang. Sebagian warga mencoba menjaring ikan di tambaknya dan yang lain di Krueng. Banyak ikan diperoleh warga,” Wahidin.
Menurut Wahidin, di tambaknya ada 10.000 ekor ikan banding yang siap panen.
Ukurannya mencapai sekilo untuk tiga ekor, direncanakan bulan depan bisa panen.
“Kalau di panen perkiraannya mencapai 3 ton. Tapi habis semuanya. Mungkin ini musibah, apa boleh buat,” ujar Wahidin pasrah.
Belum lagi ikan bandeng, kata Wahidin, di tambaknya juga baru disemai 150 ribu benih udang windu seminggu lalu. Kemungkinan besar tak tersisa apa pun bila melihat kondisi tambaknya, seperti lautan.
Belumnya lagi ikan bandeng dan udang windu di tambak warga lainnya.
“Banyak kerugiannya ini. Mulai dari modal pembibitan udang. Persiapan tambah sebelumnya disemai udang. Ini musibah yang harus diterima. Karena ini banjir terparah bila dibandingkan tiga tahun lalu,” ujar Wahidin.