Baayun Maulid, Potret Tradisi Masyarakat Banjar Sambut Kelahiran Nabi Muhammad
Tahukah Anda baayun maulid? Tradisi memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW ini akulturasi Islam dengan tradisi Urang Banjar.
Penulis: Rahmadhani
Editor: Y Gustaman
Uniknya, tak hanya anak-anak yang duduk di buaian, bahkan ibu-ibu sampai nenek-nenek pun tak mau ketinggalan ikut larut dalam buaian.
"Biasanya orang tua yang bernazar yang ikut. Tahun ini yang termuda berumur 15 hari dan yang tertua berusia 83 tahun. Tidak masalah selama niatnya baik dan hanya karena Allah SWT," terang Thalhah.
Tahun ini peserta yang mengikuti baayun maulid jumlahnya kalah banyak dibanding tahun lalu sampai mencapai 900 orang karena mendapat dukungan Pemerintah Kota Banjarmasin.
Sementara tahun ini panitia murni dari pengurus Masjid Suriansyah. Tapi tidak masalah karena baayun maulid paling utama adalah niat memuliakan Nabi Muhammad dan melestarikan tradisi budaya Banjar, begitu ujar Thalhah.
Tradisi ini setidaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi David, wisatawan asal Kanada. Ia rela mendatangi lokasi untuk menyaksikan tradisi baayun maulid yang masih dipelihara masyarakat Banjar.
"Tradisi ini unik ya, saya belum pernah melihat di daerah lain di Indonesia seperti ini," ungkap David yang sudah lima tahun menetap di Indonesia ini.
Dihias Menarik
Lazimnya baayun maulid, ayunan atau buaian menggunakan tiga lapis kain, paling atas menggunakan kain sarigading atau sasirangan, tengah menggunakan kain kuning, dan bawah kain bahalai, kain tanpa sambungan jahitan.
Setelah kedua ujung tiga kain diikatkan menggantung di tiang penyangga, janur nipah, pohon kelapa atau pohon enau dibuat menjadi janur sebagai ornamen penghias buaian. Disertakan juga buah pisang, kue cucu, kue cincin, ketupat,
Baayun maulid memiliki syarat upacara yang disebut piduduk, berupa bahan-bahan mentah di antaranya 3,5 liter beras, sebongkah gula merah, garam untuk anak laki-laki atau sedikit garam ditambah minyak goreng untuk anak perempuan.
Dalam proses ucapara baayun maulid, terdapat larangan yang mesti dipatuhi di antaranya hiasan janur tak boleh berbentuk burung, anak dalam buaian tak boleh tertidur.
Sejumlah kalangan ada yang melarang kaum wanita memasuki ruang tempat baayun maulid dilaksanakan tapi ada juga kalangan lain yang memperbolehkan dengan menempatkan perempuan di sisi kiri, kanan dan belakang buaian.