Jejak Pembunuhan Anak Kandung di Batam Bak Skenario Film
Pernahkah Anda membayangkan, seorang ayah membuat skenario agar jejaknya setelah membunuh anak kandungnya tak terungkap? Di Batam ada ayah seperti itu
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - "Pembunuh kau! Pembunuh kau!" Teriakan sejumlah perempuan yang menyudutkan Muhamad Efendi (36) tak begitu dianggap Susanti, istrinya.
Ia masih menaruh hormat kepada suaminya itu, sekali pun sudah membunuh Maulana, putranya yang belum genap tiga tahun. Susanti tetap mencium tangan Efendi tanpa sekali pun peduli pandangan nanar tetangga, Selasa (15/3/2016).
Setelah mencium tangan suaminya, Susanti segera berdiri di depan pintu dan menutup mukanya menggunakan kerudung cokelat. Seorang teman lalu memeluknya.
Di balik kain cokelat itu, Susanti menahan tangis melihat kondisi suaminya kembali hadir di rumah mereka yang hanya satu ruangan, beratapkan seng dan berdinding triplek.
Di depan rumah mereka di belakang Pasar Induk T 07/04, Jodoh, Batam, perasaan campur aduk, tak hanya dirasa Susanti, tapi tetangga sekitar. Efendi, berkaus oranye dan dikawal anggota Polsek Lubuk Baja, memeragakan cara ia membunuh Maulana.
Efendi masuk ke dalam kamar dan matanya berkaca-kaca memandang anak ketiganya tidur di ayunan. Dialah adik Maulana. Di kamar itu, sebulan lalu, tepatnya Jumat (12/2/2016), Efendi mengambil ancang-ancang sekira empat langkah ke belakang sebelum menendang dada Maulana hingga terhempas ke meja dan jatuh telungkup.
"Setelah saya tendang, dia sempat melihat saya sesaat, sebelum menutup matanya," kata Efendi.
Adegan ketiga yang diperagakan Efendi dipicu karena emosi, mendengar rengekan Maulana yang buang air besar di celana. Maulana hari itu tak diajak ibunya memulung karena badannya panas.
Efendi kemudian pergi meninggalkan anaknya yang tergeletak di kamar rumahnya. Sejam kemudian ia kembali dan melihat anaknya tidak bergerak saat pertama kali ditinggalkan.
Ia panik dan mencoba membangunkan sang anak, namun tidak ada respon sama sekali.
Efendi memastikan denyut napas anaknya dengan cara mendekatkan telinganya ke dada sang anak. Detak jantung tak terdengar.
Susanti tidur beralaskan kasur dekat anak bungsunya, adik Maulana, setelah kembali berobat, Senin (15/2/2016). TRIBUN BATAM/EKO SETIAWAN
Sadar anaknya sudah meninggal, Efendi punya pikiran jahat. Di hari anaknya tewas, segera ia membersihkan kotoran Maulana yang masih menempel di celana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.