Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan

BATAM.TRIBUNNEWS.COM - Persetubuhan di luar nikah SW lakukan bersama IS, juru parkir di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau pada Maret lalu.  

Dua bulan kemudian SW tidak mengalalmi datang bulan, setelah memeriksakan diri ke dokter. Hasilnya, janda tiga anak ini mengandung buat persetubuhan dengan IS.

Tak butuh lama SW berpikir untuk memutuskan menggugurkan anak hasil hubungan badannya dengan IS.

SW dan IS mulai berunding, mencari tahu cara menggugurkan bayi secara cepat di internet. Beberapa cara mereka tempuh, seperti meminum air soda, memakan tawas untuk bahan baku pembuatan tapai.

Pada Kamis (9/6/2016) lalu, saat berbuka puasa, SW memaksakan diri meminum air soda sebanyak tiga gelas. Malam harinya, ia merasakan perut mulai panas.

"Sekitar pukul 03.45 WIB, dia buang air besar di kosannya di kawasan Batam Centre. Saat buang air, anaknya brojol dari vaginanya," ungkap Wakil Kasatreskrim Polresta Barelang, AKP Aryo Prasetyo saat ekspose perkara, Senin (13/6/2016).

Pagi sekitar pukul 05.00 WIB, SW menuju Bandara Hang Nadim untuk bekerja. Ia menyelimuti anaknya menggunakan kain putih hasil guntingan kaus yang dipakainya, sebelum memasukkannya ke dalam kantong kresek.

Kepada polisi SW mengaku ingin menguburkan anaknya secara baik-baik. Ia sempat berpikir meletakkan bayinya di depan kantor Polsek Bandara. Rupanya ada polisi yang berjaga di sana.

"Makanya dia meletakkan saja (bayinya) di toilet," kata Aryo sambil menambahkan SW dan IS mengaku hanya sekali berhubungan badan.

Setelah SW berlalu, seorang office boy bandara datang dan mencurigai kantong kresek, lalu membukanya. Ia terbelalak melihat isinya janin bayi lalu melapor ke polisi.

Polisi akhirnya memeriksa rekaman kamera pengawas bandara. Setelah berulangkali memutar rekaman, polisi melihat seorang perempuan membawa kantong kresek masuk ke dalam Toilet.

"Kita tanyakan sama beberapa orang di sana. Dia bilang kenal dengan si perempuan ini. Kebetulan pelaku ini bekerja di salah satu rumah makan di bandara itu," imbuh dia.

Akhirnya polisi mengamankan SW. Sedangkan IS, pacar gelap SW, diamankan di rumahnya.

Dalam gelar perkara, IS mengaku akan bertanggung jawab terhadap anak tersebut, tapi si orok sudah tewas. Ia juga berjanji mau menikahi SW.

"Dianya yang enggak mau saya nikahi, makanya saya ikuti saja kemauannya," kata IS sambil berlalu.

Sementara itu, SW hanya diam saat dimintai keterangan. Dia lebih memilih pergi ketika awak media mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya.