Bos Cokro Telo di Mata Karyawan: Suka Kasih Polisi Uang, Berujar Tak Pantas
Caci maki, ujaran tak pantas, selalu Firmansyah tunjukkan saat memimpin rapat pagi dengan pegawai Cokro Telo Corporation. Tak sedikit pegawai kabur.
Editor: Y Gustaman
Ia merasa tidak nyaman atas sikap Firmansyah. Ayu mengeluhkan upah yang tidak setara dengan beban kerjanya. Ayu ingin ijazahnya kembali untuk mencari pekerjaan lain.
Selama ini Ayu tak bisa meminta haknya karena terkendala kontrak kerja dan biaya tebusan ijazah yang mencapai tiga kali lipat gaji yang ia terima. Ayu tidak sanggup karena sudah mengalami pemotongan gaji.
"Bagaimana bisa menebus kalau gaji selalu dipotong, jadi mana punya saya uang banyak untuk menebus," ucap dia.
Puji dan Ayu hanya dua dari sekian pelapor yang mengadu Ombudsman DIY. Mereka telah berbulan-bulan menanti kepastian untuk mendapatkan ijazahnya kembali.
Ditanya kenapa tidak melapor ke kepolisian, Ayu mengungkapkan hal tersebut dikarenakan dirinya takut.
Firmansyah, kata Ayu, orang yang dekat dengan anggota polisi di Polda DIY. Teman-temannya sempat berpesan kepada Ayu untuk tidak mengusut karena posisi Firmansyah kuat.
"Kenapa kami tidak melapor ke polisi karena kami takut. Kami tahu kalau Pak Firmansyah itu dekat dengan kepolisian," beber Ayu.
Ayu bahkan menyebut bahwa bosnya tersebut rutin "membayar" pihak kepolisian di Polda DIY. Bukan dirinya yang mengurus, namun sudah menjadi rahasia umum di kalangan pegawai Cokro Telo.
"Tiap bulan itu bisa membayar ratusan juta untuk polisi, makanya kami hanya berani melapor ke Ombudsman, itu atas saran para mitra atau klien kantor," terang Ayu.
Setelah melapor, pihak Ombudsman DIY sudah melayangkan tiga kali surat pemanggilan kepada Firmansyah untuk datang dan memberikan klarifikasi, namun tak pernah mau.
Ombudsman DIY tidak dapat menemui Firmansyah saat mendatangi kantor Cokro Telo. Tribun Jogja mencoba menemui Firmansyah di Cokro Telo, Sabtu (25/6/2016), tapi tak ada.
Pegawai tersebut menuturkan Firmansyah sudah meninggalkan kantor sedari pagi. Firmansyah tidak pernah mengangkat telepon saat Tribun Jogja mencoba menghubungi untuk meminta klarifikasi.