Ratu Tarantula Bandung: Awalnya Kepincut Laba-laba Kebun Sampai Rela Beli Kamera
Berawal dari ketertarikannya terhadap laba-laba yang ada di kebun, wanita penyayang semua binatang ini kemudian mencintai Tarantula.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – The Ming Cu (27), seorang mojang Bandung memilih memelihara ribuan Tarantula di rumahnya. Ketertarikannya terhadap Tarantula yang dimulai pada 2010 itu bukan tanpa sebab.
Berawal dari ketertarikannya terhadap laba-laba yang ada di kebun, wanita penyayang semua binatang ini kemudian mencintai Tarantula.
“Saya lihat laba-laba di kebun itu cantik, dari situ saya tertarik untuk foto-foto sampai beli kamera. Kemudian saya ditawari memelihara Tarantula, saya pun mau,” kata Ming Cu.
Tarantula pertama yang dia pelihara jenis Avicularia Versicolor. Ia memelihara Tarantula itu sejak ukurannya masih sekitar dua sentimeter. Hingga kini, Tarantula pertamanya itu pun masih hidup dan dipeliharanya hingga saat ini.
“Waktu pertama memelihara memang ada rasa takut. Mau memberi makan saja tangan gemetar, padahal pakai pinset. Tapi karena kebiasaan rasa takut itu hilang,” ujar Ming Cu.
Ming Cu mengatakan memelihara Tarantula tak seseram yang dipikirkan orang pada umumnya. Tarantula tak mematikan dan tidak berbahaya jika diperlakukan secara benar.
Biaya pemeliharaannya pun lebih murah ketimbang, anjing dan kucing, hewan peliharaan pada umumnya. Mulai dari makanan yang diberikan sampai dengan biaya perawatannya.
Ming Cu menyebut, tarantula yang dipeliharanya itu menyantap serangga seperti jangkrik atau ulat hongkong setiap seminggu sekali.
“Kalau kandang juga tidak repot dibersihkan. Kalau sisa makanan tinggal diangkat, kalau kotorannya, tidak seperti anjing atau kucing. Paling lama setahun sekali kandangnya dibersihkan,” kata Ming Cu.
Dikatakan Ming Cu, memelihara Tarantula itu memang sempat ditentang orang tuanya. Sebab Tarantula dinilai bukan hewan peliharaan yang wajar dan umum. Namun ia berhasil meyakinkan kedua orang tuanya sehingga diperbolehkan memelihara ribuan Tarantula.
“Awalnya orang tua juga merasa aneh, kok Tarantula dijadikan hewan peliharaan. Kemudian saya beri penjelasan kalau Tarantula tidak mematikan, hingga akhirnya mereka mendukung. Rak-rak pun dibuatkan ayah,” kata Ming Cu. (cis)