Kisah Ibu Mencari Anaknya, Korban Tenggelam Kapal Pengangkut TKI
Begitu mendengar kapal anaknya karam di perairan Nongsa, Losiam langsung terbang ke Batam dari Pontianak. Begini cerita dia mencari anaknya.
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seberapa pun nakalnya anak, cinta ibu tak pernah luntur. Begitulah Losiam Fin (43) terhadap putranya, Eldo Dwi Aprian (23).
Tak lama ia mendengar kapal yang ditumpangi Eldo dan puluhan TKI gelap asal Malaysia karam di perairan Nongsa, Losiam langsung terbang dari rumahnya di Kubu Raya, Kalimantan Barat, menuju Batam, Kepulauan Riau, Kamis (3/11/2016).
"Saya mencari informasi di Rumah Sakit Bhayangkara dan di Pantai Nongsa. Saya terus cari informasi. Soalnya yang 18 orang meninggal belum ada Eldo, terus yang hidup juga belum ada Eldo," cerita Losiam saat ditemui di Gedung Yayasan Sejahtera, Kompleks Pemakaman Yayasan Bhakti Suci, Jalan Adisucipto, Kubu Raya, Selasa (8/11/2016) malam.
Ia sampai mencari informasi putranya ke Dinas Sosial Batam. Mereka yang berhasil menyelamatkan diri tak luput Losiam tanya sambil menunjukkan foto anaknya.
Di antara mereka ada korban selamat yang mengenali Aldo. Penumpang selamat itu sempat memberikan tali kepada Eldo.
Baca: Kesaksian Losiam: Malam Ditelepon, Pagi Sang Anak Meninggal
"Dia bilang, anak ibu enggak bisa berenang. Dari situ saya yakin bahwa anak saya enggak mungkin tertolong lagi," Losiam mengenang.
Hari ketiga pascakecelakaan, Losiam masih tak menemukan informasi di mana putra keduanya tersebut. Hari berikutnya, 36 korban tak selamat muncul ke permukaan.
Losiam baru mendapatkan kepastian penemuan jenazah Eldo di hari keenam, berdasarkan informasi yang disampaikan petugas medis kepadanya.
"Sudah dites DNA, sudah diidentifikasi, langsung akurat. Kemarin langsung dibilang hari ini pemulangan jenazahnya," kata Losiam.
Ciri yang paling mudah ia kenali dari tubuh Eldo merujuk tato di tangannya. Adik kandung Eldo, William (20), membenarkan ia bekerja bersama Eldo, namun berbeda kota.
William mendapatkan kabar kapal kapal yang ditumpangi Eldo tenggelam dari temannya. Setelah mendapatkan informasi Eldo meninggal dan dipulangkan ke Pontianak, ia pulang ke kampung halamannya di Jalan Adisucipto, Kabupaten Kubu Raya.
"Di Malaysia kami sering ketemu, biasa dia main ke tempat saya. Kadang kami sama-sama nongkrong, jalan-jalan ke mana begitu," cerita William.
Sekali pun saudaranya dikenal cukup nakal, Eldo selalu perhatian. Tak jarang kakaknya ini selalu menanyakan kondisi atau mengecek di mana adiknya berada.
"Dia berusaha tahu seperti apa kondisi saya, di mana saya, begitu perhatiannya sama saya," sambung William.