Kepala Buaya Pemangsa Sangkuriang Dipotong, Ini Yang Terjadi
Namun tak sedikit warga yang penasaran dengan isi perut buaya hitam tangkapan pawang buaya, Mang Syarif, tiga hari lalu.
Editor: Hendra Gunawan
Kepala Desa (Kades) Kimak, Mustofa menyebutkan alasan pawang tak membela perut buaya hitam.
"Hanya kepala yang dipotong, dan kemudian dikubur secara terpisah antara kepala dan badan buaya. Ini perintah Tokoh Agama Desa Kimak, H Ilyasak," kata Mustofa.
Karena permintaan tokoh agama pula kata Mustofa, Pawang Mang Syarif, tak mau membelah perut atau menunjukan pada masyarakat apa isi perut buaya tangkapannya.
"Karena menurut tokoh agama di sini (Kimak), kalau perut buaya dibelah, dan misalnya ditemukan tangan korban, maka organ tubuh korban itu harus dikuburkan satu liang (satu makam) dengan jasad korban yang sudah lebih dulu dimakamkan, pekan lalu," katanya.
Jika itu terjadi, lanjut Mustofa, prosesnya akan rumit. Makam almarhum Sangkuriang terpaksa dibongkar kembali, hanya demi menyatuhkan organ tubuh (tangan dan pergelangan kaki kanan) korban.
"Oleh karena itu pula, tokoh agama minta agar perut buaya itu tidak perlu dibelah. Dan pihak keluarga sudah diberikan pengertian," kata Mustofa. (Fery Laskari)