Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Konang Lamongan Sulap Gedebok Batang Pisang Jadi Kerupuk Lezat

Pohon pisang yang sudah berbuah biasanya ditebang dan batangnya dibuang, atau dibiarkan begitu saja hingga membusuk.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Warga Konang Lamongan Sulap Gedebok Batang Pisang Jadi Kerupuk Lezat
ist
Pohon pisang 

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Pohon pisang yang sudah berbuah biasanya ditebang dan batangnya dibuang, atau dibiarkan begitu saja hingga membusuk.

Namun, di tangan ibu-ibu warga Desa Konang, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, batang pisang itu justru dimanfaatkan mencari camilan berupa kerupuk yang gurih!

Apalagi di desa ini persediaan pohon pisang melimpah. Hampir setiap rumah menanam pisang.

Awalnya, pohon pisang dibelah dan diambil hatinya untuk bahan dasar kerupuk.

“Semua jenis hati pohon pisang bisa dipakai, tapi yang enak itu pisang susu," kata Yatimah, salah satu penggagas kerupuk hati pisang.

surya
Ibu-ibu di Desa Konang, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan membuat kerupuk batang pisang, Minggu (11/12/2016).

Hati pisang yang sudah diambil, dicuci, lalu dicampurkan dengan bahan-bahan lain, seperti terigu, kanji, bawang putih, obat puli, penyedap rasa serta garam.

Setelah dihaluskan dengan blender, adonan itu lalu dicampur dan direbus selama satu jam.

Berita Rekomendasi

Kerupuk setengah matang itu kemudian diiris tipis-tipis, dijemur dan dikeringkan.

Saat itulah kerupuk hati pisang itu siap digoreng dan dipasarkan.

"Satu kilogram harganya Rp 17 ribu. Kalau tidak ada yang pesan dalam jumlah banyak,kerupuk ini cukup dipasarkan di warung - warung dan dibungkus Rp 1.000 perbungkus, " kata Komariah warga lainnya.

Dituturkan Komariah, dirinya beserta ibu-ibu lain mencoba resep kerupuk ini sebulan yang lalu.

Saat itu desanya belum terendam luapan air Bengawan Solo.

"Sebelum banjir datang, sebulan lalu kami sudah mencoba membuat kerupuk dari hati pohon pisang susu,"ungkap Komariah.

Toh, kini meski ancaman banjir masih menghantui, ibu-ibu tersebut tetap menekuni aktivitas baru tersebut.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas