Apolo La Ara Tega Cabuli Cucunya Sendiri dan Didokumentasi di Ponsel
Ibunda korban secara tak sengaja menemukan foto di handphone (HP) pelaku ketika pelaku men-charge HP-nya di rumahnya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Pos Kupang, Adiana Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, MBAY - Apolo La Ara (46) yang seharusnya menjadi pelindung bagi cucunya sebut saja namanya Melati, justru menjadi pemangsa.
Tidak hanya mencabuli korban yang merupakan cucunya sendiri, Apolo bahkan mengabadikan perbuatannya di telepon genggamnya.
Perbuatan pelaku akhirnya tercium ibunda korban.
Ibunda korban secara tak sengaja menemukan foto di handphone (HP) pelaku ketika pelaku men-charge HP-nya di rumahnya.
Kapolsek Aesesa, Kompol Jamaludin yang dikonfirmasi melalaui Kanit Reskrim, Rony Lalu di Polsek Aesesa, Kamis (18/5/2017), mengatakan, peristiwa pencabulan itu terjadi tanggal 9 Mei 2017 dan dilaporkan ayah korban ke Polsek Aesesa pada tanggal 10 Mei.
"Kasus pencabulan itu terjadi pukul 08.00 Wita di rumah pelaku di Blok G, Desa Nangadhero, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo," kata Rony.
Rony mengungkapkan, perbuatan korban terbongkar ketika ibu korban tidak sengaja menggeser layar HP Kotban yang sedang di-charge.
Pada saat itu, kata Rony, ibu korban menemukan gambar tak senonoh perbuatan pelaku terhadap korban.
Ketika sang ibu menanyakan kebenaran gambar tersebut, korban dengan polos menceritakan apa yang telah dilakukan pelaku terhadapnya.
Tidak terima dengan perbuatan pelaku, ayah korban melaporkan kasus tersebut ke Polsek Aesesa pada 10 Mei.
Sehari setelah menerima laporan orangtua korban, yakni tanggal 11 Mei, kata Rony, polisi langsung meringkus korban.
Dalam keterangannya kepada polisi, lanjut Rony, pelaku mengakui perbuatannya.
Rony menjelaskan, selain dijerat dengan UU Nomor:35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor: 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pelaku juga dijerat dengan Perpu Nomor: 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor: 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sebagaimana telah ditetapkan menjadi UU Nomor :17 tahun 2016 yang mengatur hukuman kebiri.