Jejak Toko Candu di Langgar Merdeka Laweyan Solo
Langgar Merdeka Laweyan di Jalan Dr Radjiman, Solo, Jawa Tengah, menyimpan banyak cerita menarik.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Solo, Labib Zamani
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Langgar Merdeka Laweyan di Jalan Dr Radjiman, Solo, Jawa Tengah, menyimpan banyak cerita menarik.
Sebelum menjadi Langgar Merdeka, lokasi tersebut awalnya sebuah pertokoan milik orang Cina untuk menjual candu.
Hal itu diketahui TribunSolo.com dari Ketua Yayasan Langgar Merdeka Laweyan, Solo, Zulfikar Husain, Rabu (31/5/2017).
"Di sini dahulunya adalah pertokoan model kuno milik orang Cina, yang digunakan untuk perdagangan candu atau sekarang itu namanya narkoba atau drugs," kata Zulfikar.
Pada 1940 bangunan bekas perdagangan candu itu dibeli oleh seorang saudagar batik Kampung Laweyan, H Imam Mashadi (sudah meninggal beberapa tahun silam, red).
"Peletakan batu pertama pembangunan Langgar Merdeka dimulai tahun 1942," Zulfikar menambahkan.
Pembangunan Langgar Merdeka di atas tanah seluas 200 meter persegi itu memakan waktu selama tiga tahun.
Adapun bangunan Langgar Merdeka kental dengan nuansa Arab.
Hal ini terlihat dari jendela masjid yang menggunakan simbol bintang dan bulan sabit.
"Langgar Merdeka Laweyan ini diresmikan oleh Menteri Sosial RI pertama Muljadi Djojomartono," ujar Zulfikar.
Sekarang Langgar Merdeka menjadi ikon penunjuk dan pusat kegiatan Islam di Kampung Batik Laweyan.