Bu Eha, Veteran Pemilik Warung Nasi Legendaris di Bandung, Presiden Soekarno Sering Pesan Makanan
Warung Nasi Bu Eha terletak di Pasar Cihapit yang berlokasi di Jalan Cihapit Bandung.
Editor: Johnson Simanjuntak
Eha mengatakan Ibu Inggit, panggilan akrab Inggit Ganarsih, selalu memesan pepes ayam dan ikan mas dari warungnya untuk Pak Soekarno.
Saat ini Eha sendiri terlihat sudah begitu tua dan tubuhnya sudah tidak tegak lagi, namun hal tersebut tidak mengurangi kepiawaiannya mengelola warung nasinya yang semakin dikenal di Kota Bandung.
Meski sudah ada sekira tujuh orang karyawan, Eha mengaku masih harus membantu belanja bahan dasar hingga memasak.
Saat ditanya mengenai rahasia dibalik suksesnya Eha mengelola warung nasi ini, Eha hanya mengatakan berkerja dengan ikhlas dan semata-mata karena Allah.
Warung Nasi Bu Eha sendiri menjual makanan khas Sunda semisal pepes ikan, pepes ayam, perkedel, ayam goreng, ikan goreng, paru, gepuk, urap, soto dan masih banyak lagi.
Ibu Eha mengaku sehari ia bisa mendapatkan omset berjuta-juta.
"Alhamdulillah sehari bisa dapat sekira Rp 5 juta, karena untuk beli ikan, ayam, dan daging sapi saja sudah sekira Rp 2 juta," ujar Bu Eha sambil tersenyum.
Pantauan TribunJabar.co.id, puluhan orang bergantian mengambil makanan sendiri-sendiri di warung Bu Eha, karena sistem di warung Bu Eha ini adalah prasmanan.
Ada sekira 24 kursi plastik dan empat meja besar di Warung Nasi Bu Eha ini.
Di dinding warung terdapar foto-foto Presiden Soekarno yang menurut Bu Eha adalah pemberian dari keluarga Soekarno di Blitar.
Warung Nasi Bu Eha buka setiap hari Senin sampai hari Sabtu dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Kalimat Terakhir
Presiden pertama Indonesia, Soekarno tercatat pernah menuntut ilmu di Kota Bandung sekira tahun 1920.
Pada saat menjalani studinya di Bandung, Soekarno menjalin asmara dengan Inggit Garnasih yang merupakan ibu pemilik rumah dimana Soekarno tinggal.