Saat Pencari Suaka Asal Sudan Jadi Panitia Kurban
Termasuk juga saat sapi limosin milik Kepala BP Batam dan sapi jumbo Bali dari Pemerintah Provinsi Kepri berontak,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM-Pencari suaka asal Sudan di Batam ikut bergembira pada perayaan Hari Idul Adha 1438 Hijriah, Jumat (1/9/2017). Kegembiraan itu mereka salurkan dengan menjadi panitia kurban di Masjid Raya Batam.
Pantauan Tribun, mereka bisa dibilang panitia inti. Lantaran setiap kali prosesi penyembelihan sapi, mereka yang berjumlah delapan orang itu turun tangan. Ada empat sampai lima ekor sapi yang disembelih Jumat.
Tugas mereka sendiri, ada yang memegang dan menjaga tali pengikat sapi sesaat akan disembelih. Termasuk juga saat sapi limosin milik Kepala BP Batam dan sapi jumbo Bali dari Pemerintah Provinsi Kepri berontak, mereka ikut mengejar dan menenangkan sapi tersebut.
Setelah disembelih, mereka juga yang mengulitinya. Ada kartu bertuliskan panitia kurban di kalungan leher mereka.
Ya, bukan tahun ini saja para pencari suaka itu melibatkan diri ikut membantu prosesi penyembelihan hewan kurban di Masjid Raya Batam.
Tahun sebelumnya, tepatnya pada perayaan Hari Idul Adha 2016 lalu, Yahya, dan kawan-kawan juga ikut membantu panitia kurban di Masjid Raya Batam dalam penyembelihan sapi.
Saat itu Yahya, dan kawan-kawannya dari Sudan, termasuk pencari suaka dari negara lainnya, masih tinggal di Taman Aspirasi Batam di Batam Center.
Kini sebagian dari mereka tinggal di Hotel Kolekta di Lubuk Baja, sebagian lagi di Rudenim di Tanjungpinang.
"Muslim di Indonesia ini keluarga. Kami bermasyarakat," kata Yahya menjawab alasan keikutsertaan dia, dkk sebagai panitia kurban di Masjid Raya Batam.
Selain itu, sama seperti Muslim lainnya, Yahya mengaku dia, dkk juga ikut bergembira dengan perayaan Idul Adha. Tak ada perbedaan signifikan antara Idul Adha di Indonesia, dan Sudan.
Sama-sama ada kumpul-kumpul dengan sesama Muslim lainnya, ada penyembelihan hewan kurban. Walaupun di Sudan ada unta yang dikurbankan, di Indonesia, tidak demikian.
"Ya, kami juga ingin makan daging kurban. Tahun lalu kami makan daging kurban di Batam," ujarnya dengan ekspresi senang.
Sudah lebih kurang empat tahun ini, Yahya pribadi tak bisa berkumpul dengan anggota keluarganya di Sudan. Karena perang di negara asalnya, dia mengungsi, mencari suaka di Indonesia. Sebelum di Batam, Yahya sudah tiga tahun mencari suaka di Makasar, kemudian pada 2016 dia pindah ke Batam.
"Sampai saat ini kami belum dapat negara ketiga," kata Yahya.
Ketua Panitia Kurban di Masjid Raya Batam, Syarifuddin mengatakan, tahun ini memang ada perwakilan pencari suaka dari Sudan, Afrika, menawarkan diri ikut membantu prosesi penyembelihan hewan kurban.
"Saat itu saya dapat telepon dari Yahya (perwakilan pencari suaka). Kami boleh tak bantu-bantu. Saya kaget, tapi inikan termasuk syiar juga. Tak masalah, yang bisa kami kasih paling daging kurban atau kalau ada, uang transportasi," kata Syarifuddin.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad yang dimintai Tribun tanggapannya soal pencari suaka yang menjadi pantia kurban di Masjid Raya Batam itu, merespon positif niat tersebut.
"Kami mengucapkan terimakasih ikut membantu. Setahu saya mereka datang (jadi panitia kurban) juga karena diundang dari Masjid Raya Batam," kata Amsakar.(Dewi Haryati)