Wakapolda Sebut Tiga Kampus Aceh Disusupi Paham Radikal
Wakapolda Aceh menyarankan, agar mahasiswa dibina nilai filosofis bernegara yaitu Pancasila beserta butir-butirnya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Wakil Kepala Polisi Daerah (Wakapolda) Aceh, Brigjen Pol Bambang Soetjahjo mengatakan ada tiga kampus di Aceh yang diduga sudah disusupi paham radikal, seperti paham khilafah Hizbut Tahrir Internasional (HTI).
Ini dikatakan Pernyataan itu disampaikan Wakapolda Aceh dalam pidato ilmiah dengan tema ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Mengantisipasi Paham Radikalisme’ yang diadakan Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara pada Kamis (28/9), di Gedung ACC Uteunkot Cunda, Lhokseumawe.
“Di Indonesia, ada 106 kampus yang diklaim telah masuk paham HTI. Khusus Aceh, ada tiga kampus yang sudah memiliki jaringannya,” sebut Brigjen Bambang Soetjahjo saat pidato ilmiah ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Mengantisipasi Paham Radikalisme’ di Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, Kamis (28/9/2017).
Diperlukan upaya dari kampus guna menghentikan penyebaran paham radikal tersebut.
Baca: Zulkifli Hasan Menghibur Santri Korban Konflik Aceh
Wakapolda Aceh menyarankan, agar mahasiswa dibina nilai filosofis bernegara yaitu Pancasila beserta butir-butirnya.
“Mahasiswa perlu mewaspadai adanya aliran sesat yang mengintai untuk dijadikan pengikutnya. Mahasiswa harus awas melihat konten media sosial yang seringkali berisi paham radikal,” paparnya.
Ia mengajak mahasiswa untuk peduli pada teman dan lingkungannya, sehingga ketika ada gejala radikalisme bisa segera dicegah.
“Jika ada yang mencurigai gerakan radikal atau penyebaran paham radikal, segera laporkan ke aparat keamanan. Jangan main hakim sendiri,” tukasnya.
Radikalisme bisa menjadi cikal bakal lahirnya terorisme.
“Mahasiswa bisa juga berperan dalam mencegah radikalisme dengan memberikan penjelasan yang baik pada masyarakat soal paham radikalisme ini. Sehingga tak ada lagi masyarakat kita yang radikal, kita hidup di negara yang welas asih,” terangnya.
Rektor Unimal, Prof Apridar menegaskan komitmennya untuk mengantisipasi paham radikal di kampus tersebut.
Baca: Bantuan Program Deradikalisasi Kurang Dimanfaatkan
Selain itu, Unimal, sambung Prof Apridar, merupakan salah satu peserta penandatanganan deklarasi anti-radikalisme bersama Presiden Joko Widodo di Bali, dua hari lalu.
“Kampus harus mengajarkan bagaimana menghormati sesama, saling mendukung antarmahasiswa,” sebut Prof Apridar.
Rektor Unimal juga menyebutkan, dirinya sudah menginstruksikan ke seluruh ketua jurusan untuk lebih intensif berdiskusi dengan mahasiswa, sehingga jika ada gejala paham radikal dapat segera dideteksi dan diambil solusinya.(jaf)