Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kendati Masuk Kawasan Rawan Bencana, Tapi Banyak Warga Mengungsi ke Desa Macang

Ratusan warga dari tiga desa yang masuk daerah kawasan rawan bencana (KRB) mengungsi ke Desa Macang, yang secara geografis juga masuk zona rawan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kendati Masuk Kawasan Rawan Bencana, Tapi Banyak Warga Mengungsi ke Desa Macang
Tribun Bali/Saiful Rohim
Suasana posko pengungsian di Desa Macang, Kecamatan Bebandem, yang masuk kawasan rawan bencana, Senin (16/10/2017). Para pengungsi malah mengungsi ke zona merah. TRIBUN BALI/SAIFUL ROHIM 

Info di lapangan, beberapa warga yang masuk kawasan rawan bencana juga masih ada yang tinggal di rumah.

Jumlahnya cukup banyak.

Dari 185 ribu jumlah pengungsi dari 28 desa yang masuk KRB, baru 139 ribu yang mengungsi.

Pengungsi itu berasal dari desa aman maupun rawan.

2.164 Ternak
Selain warganya yang belum diungsikan, sebanyak 2.164 ekor ternak warga di Nawakerti juga belum dievakuasi Pemda Karangasem.

Rinciannya, sapi 808 ekor, dan babi 1.356 ekor.

Pemiliknya mencapai 604 orang, tersebar di berapa dusun.

BERITA REKOMENDASI

Perbekel Wayan Putu mengaku, ternak warga yang belum dievakuasi hampir 99 persen.

Ternak yang sudah dievakuasi hanya 1 sampai 10 ekor. Itupun dilakukan secara mandiri, alias mengevakuasi sendiri dengan kendaraan yang dimiliki.

"Belum ada aksi dari pemerintah daerah. Kemarin sebatas mendata. Sosialisasi juga belum pernah sama sekali dari pemerintah, padahal Nawakerti masuk kawasan rawan," kata Wayan Putu.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan (DPP) Karangasem, I Wayan Supandi, membenarkan kondisi tersebut.

Hampir sebagian daerah di kawasan rawan bencana (KRB) enggan ternaknya dievakuasi.


Petugas sering gelar sosialisasi di desa yang terdampak, namun hasilnya belum maksimal.

Sampai 14 Oktober, kata Supandi, ternak yang dievakuasi sebanyak 6.459 ekor.

Meliputi kambing 534 ekor, babi 207 ekor, sapi 5.718 ekor.

Sebanyak 24.374 ekor masih belum dievakuasi, alias tetap dipelihara di lahan warga walaupun masuk kawasan rawan.

Ternak yang belum dievakuasi yakni sapi 16.897 ekor, kambing 4.341 ekor, babi 3.136 ekor.

Tersebar di lima kecamatan, seperti Kecamatan Rendang, Kubu, Bebandem, Selat, serta Abang.

"Warga yang enggan ternaknya dievakuasi yakni seperti di Desa Nawakerti, Dampal, dan Datah Kecamatan Abang. Masih banyak ternak yang harus dievakuasi," kata Supandi.

Selain belum ada jaminan pemerintah akan nasib ternaknya, warga juga enggan mengevakuasi ternaknya lantaran belum percaya dengan status Gunung Agung yang masih belum pasti meletus.

Berapa warga juga merasa wilayahnya dalam zona aman lantaran

cermin dari peristiwa letusan gunung 1963.

"Seandainya ternak diungsikan, masyarakat khawatir tak tersedia pakan yang cukup untuk ternaknya," aku Supandi. Padahal stok pakan ternak, seperti konsentrat masih 106.2 ton.

Ada juga rumput gajah, jerami, serta hijauan makanan ternak lainnya.

Upaya yang telah dilakukan petugas untuk ternak-ternak yang belum dievakuasi.

Di antaranya pendataan ternak di kawasan KRB serta memberikan imbauan ke masyarakat untuk mengungsikan dirinya dan ternak ke zona aman.

Untuk ternak yang telah dievakuasi, sementara ditampung di berapa daerah aman.

Seperti kandang Simantri Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Desa Pertima, Desa Bugbug, Tumbu, Subagan, Ulakan, Tianyar Tengah, Tista, Bunutan, Kertamandala, dan Desa Abang.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas