Rekahan Kawah Gunung Agung Makin Besar, Letusan Kemungkinan Besar Akan Terjadi Lagi
Tapi tingginya CO2 mengindikasikan bahwa asap putih yang teramati selama ini merupakan kontribusi dari magma.
Editor: Hendra Gunawan
PVMBG terus memonitor terus apakah pada akhirnya sumbat lava akibat letusan 1963 terbongkar sepenuhnya atau tidak.
“Nanti kalau sudah terbongkar, kemungkinan di area puncak nanti akan terang karena lava segar keluar, suara juga akan terdengar. Tapi kita tidak bisa pastikan, kita hanya bisa monitor. Kita sama-sama berdoa dan berharap nggak sampai keluar besar, tapi kita tetap stand by dan selalu siap dengan kondisi apa pun," jelas Devy Kamil
Devy sebelumnya sempat mengungkapkan bahwa erupsi freatik pada umumnya adalah letusan pembuka dari letusan magmatik.
Biasanya letusan freatik tidak terlalu besar. Namun, sebelum mengalami letusan magmatik, setiap gunung api selalu lebih dahulu mengalami letusan freatik.
Letusan yang disertai asap pekat tebal setinggi 700 meter pada sore kemarin, menurut PVMBG, merupakan letusan jenis freatik.
Letusan tersebut bersumber dari air kawah, dampak dari naiknya magma yang terpantau sejak tanggal 22 Oktober lalu.
Panasnya batuan ditambah tingginya curah hujan di sekitar kawah memicu asap pekat mengandung debu vulkanik yang bersumber dari material di sekitar kawah.
“Material tersebut disebabkan oleh rekahan di kawah Gunung Agung yang semakin membesar,” kata Dewa Mertayasa, Kepala Pos Pantau Gunung Api Agung kemarin.
Ia menegaskan, letusan freatik tersebut menandakan magma semakin dekat dengan permukaan. PVMBG pun terakhir merekam aktivitas magma berada di posisi 2-4 kilometer dari kawah Gunung Agung.
"Letusan gunung Agung tadi merupakan letusan freatik. Sementara, kegempaan belum mengindikasikan terjadinya letusan magmatik," jelas Dewa Mertayasa.
Namun demikian, Dewa Mertayasa meminta masyarakat terutama di lereng timur dan tenggara Gunung Agung untuk tetap waspada.
Sebab, arah angin membawa partikel debu vulkanik letusan Gunung Agung ke arah timur dan tenggara Gunung Agung.
"Letusan seperti ini ke depan kemungkinan akan sering terjadi. Ini masih eksternal, bukan langsung dari aktivitas magmatik. Tapi masyarakat di sisi timur dan tenggara lereng Gunung Agung untuk tetap waspada, karena debu berterbangan ke arah tersebut," jelas Dewa. (Saiful Rohin)