Sudirman Hanya Lewat Media, Ganjar Langsung Lobi Mbah Moen untuk Gus Yasin
Namun kenapa pilihan jatuh ke Ganjar, Majid mengaku jika Sudirman Said kurang cepat dalam berkomunikasi dengan putra Mbah Moen.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNNEWS.COOM, REMBANG - Tak ada pemandangan berbeda di kompleks Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, Minggu (8/1/2017) petang.
Lalu-lalang santri bersarung seraya mendekap kitab kuning menjadi pemandangan keseharian di pesantren yang diasuh KH Maemoen Zubair.
Waktu menunjukkan pukul 18.22 WIB. Pujian selepas azan Magrib mulai meredup dari seantero penjuru arah mata angin.
Hanya ada satu yang masih terdengar, salawat yang bersama-sama didendangkan oleh para santri di musala depan kediaman Mbah Moen, begitu KH Maemoen akrab disapa.
Baca: Ganjar-Gus Yasin Terima Rekomendasi PPP Diiringi Salawat Badar dan Takbir
Di hari yang sama, Ketua Umum DPP Perjuangan Megawati Soekarnoputi mengumumkan Ganjar Pramowo-Taj Yasin, sebagai bakal calon gubernur-wakil gubernur Jateng, dari Lenteng Agung, Jakarta.
Tak butuh waktu lama, masih di hari yang sama di Solo PPP kubu Djan Faridz mendukung pasangan Sudirman Said-Muhammad Wafi untuk diusung dalam Pilgub Jateng.
Yang menarik di sini kedua kubu besar itu memilih wakil, Taj Yasin dan Muhammad Wafi, yang merupakan anak kandung Mbah Moen.
"Seperti biasa, tidak ada yang beda dengan hari biasanya," kata Muis, seorang pengurus pesantren.
Belakangan ini, katanya, dia tidak menemui ada tokoh besar yang bertandang ke kediaman Mbah Moen.
"Hanya ada anggota DPR RI Pak Arwani dan Pak Muhlisin (Arwani Thomafi dan Mukhlisin, keduanya anggota DPR RI fraksi PPP) tadi pagi yang datang ke sini," katanya.
Puluhan tamu dari berbagai rombongan mengantre untuk ketemu Mbah Moen. Masing-masing masuk kediaman setelah mendapat izin dari Mbah Moen melalui pengurus pesantren.
Sejumlah santri yang berkumpul di sela-sela ngaji pun tidak terdengar bahasan perihal majunya putra Mbah Moen. Mereka hanya berkelakar ringan, layaknya obrolan ringan yang tidak menyinggung politik Jawa Tengah.