Kisah Sepasang Kekasih Yang Harus Jalan Kaki Melewati Kubangan Lumpur Sejauh 1,5 KM Untuk Menikah
Pergerakan tanah di Dusun Pramen Desa Bantar Kecamatan Wanayasa membuat warga satu desa di Desa Suwidak, Wanayasa terisolasi.
Editor: Hendra Gunawan
"Harus menyeberang sungai yang tidak ada jembatannya. Karena tidak ada jalan lain,"katanya.
Nur Khasanah dan Bies, pasangan pengantin asal Suwidak Wanayasa Banjarnegara harus berjibaku dengan lumpur untuk bertemu dengan penghulu di desa seberang.
Kepala Desa Suwidak Arif Santosa mengatakan, kesulitan yang dialami pasangan pengantin di desanya ini mewakili kesusahan warga satu desa yang menderita karena terisolasi.
Karena keterisolasian ini, warga susah mengakses kebutuhan pokok, mengurus bermacam kebutuhan ke luar desa, mengirim hasil pertanian, hingga mengakses pendidikan bagi anak-anak yang bersekolah di luar desa.
Karena itu warga berharap agar jalan alternatif via Desa Karang Tengah diperbaiki hingga layak dilalui kendaraan. Sebab jalan utama tak memungkinkan dilakukan perbaikan karena beberapa titik lenyap terbawa longsor.
"Warga harap jalan akses bisa dilalui kendaraan baik motor maupun mobil agar tak terus terisolasi," katanya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.