Begini Melihat Kota Saranjana dari Perspektif Ilmiah, Berkaitan dengan Negara Lainnya?
Menelusuri keberadaan wilayah Saranjana dalam persfektif ilmiah, memunculkan beberapa dugaan sementara.
Editor: Eko Sutriyanto
Dalam sumber lisan, nyanyian atau wadian Orang Maanyan, kerajaan mereka yang dikenal dengan Nan Sarunai dirusak oleh pasukan Jawa (disebut dari Marajampahit atau Majapahit).
Kemungkinan besar Empu Jatmika memerintahkan hulubalang-nya, Arya Megatsari dan Tumenggung Tatah Jiwa dengan pasukannya menaklukkan orang Maanyan yang tidak mau menjadi rakyat Kerajaan Negara Dipa.
Sebagian kelompok Orang Maanyan terusir.
Kemudian mereka melakukan pengusian ke berbagai penjuru di Kalimantan. Termasuk orang Dayak Samihim yang menetap di kawasan Pamukan, Cengal, Manunggul, Bangkalaan hingga Pulau Laut yang nantinya menjadi bagian wilayah Kerajaan Tanah Bumbu.
Pendapat lain seperti tertulis dalam buku Sejarah Kotabaru bahwa sebelum masuknya agama Islam, daerah Kotabaru didiami penduduk dari suku Dayak yang menganut kepercayaan Animisme, baik di Kotabaru (Pulau Laut), Cengal, Cantung, Sampanahan dan lainnya masih hidup berkelompok.
Kapan kurun waktu keberadaan wilayah Saranjana yang diperkirakan wilayah dari Suku Dayak Samihim? diduga sebelum tahun 1660 an Masehi. Dengan kata lain sebelum abad 17.
Alasannya, pada tahun 1660 berdasarkan catatan Goh Yoon Fong, Pulau Laut sudah menjadi tanah apanage/apanaze Pangeran Purabaya dari Kesultanan Banjar.
Lengkapnya Goh Yoon Fong menuliskan "permufakatan bangsawan Banjar memutuskan bahwa Raden Bagus diangkat sebagai Sultan Banjar dengan gelar Sultan Amarullah Bagus Kusuma (1660-1663). Kemudian sebagai penghormatan dan imbalan perdamaian, Pangeran Purabaya diberikan daerah Pulau Laut sebagai tanah apanagenya".
Kesimpulan, berdasarkan hipotesa ini bahwa Kerajaan Saranjana muncul sebelum tahun 1660 an atau pra Abad ke 17 Masehi.
Saranjana berbentuk Kerajaan Ethnic State (Negara Suku) dari Suku Dayak Samihim. Kepala Suku pertama adalah Sambu Ranjana.
Awalnya menganut kepercayaan animisme. Tetapi seiring perkembangannya, mulai mendapat pengaruh Hindu lama.
Hal ini dibuktikan dengan nama Sambu Ranjana yang dipengaruhi unsur Hindu. Suk
Walaupun sudah meninggalkan wilayahnya, nama pusat kekuasaan Suku Dayak Samihim di Pulau Laut, sampai sekarang tetap dinamakan dengan Saranjana.
3. Dari Saranjana, Saranghaeyo Hingga Sarangtiung