Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Punya Paspor Ratusan TKI Asal Aceh Masih Ditahan di Tempat Penampungan Malaysia

Ratusan lebih warga Aceh yang merantau di Malaysia hingga kemarin, diperkirakan masih dikurung pemerintah Malaysia.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tak Punya Paspor Ratusan TKI Asal Aceh Masih Ditahan di Tempat Penampungan Malaysia
Istimewa
Kolase foto tiket kepulangan Rahmad Hidayat, TKI asal Aceh Singkil. 

"Karena cuma ada satu pasang, mereka ketika mencuci pakaian harus bergantian, misalnya, saat mencuci celana, mereka menggunakan baju untuk menutup badan, atau sebaliknya," ungkap dia.

"Ironisnya, selama di tempat tersebut, mereka juga hampir tak pernah melihat matahari, sebab tak diizinkan keluar dari bilik. Jadi, banyak sekali warga Aceh yang sudah sakit-sakitan di tempat tersebut," ucap Haji Uma.

Menurut senator asal Aceh ini, shelter atau tempat penampungan khusus itu bukan cuma satu, tapi cukup banyak dan bertebaran di sejumlah wilayah dalam Negara Jiran tersebut.

Info dari M Afzal, kata Haji Uma, selain di Negeri Sembilan, shelter yang menampung TKI asal Aceh juga ada di Malaka, Johor Baru, Kuala Lumpur, Selangor, Pahang, Kelantan, Kedah, Trengganu, Perak, Perlis, serta Pulau Penang.

"Ada belasan tempat penampungan di Malaysia. Hampir semua bilik ada warga Aceh. Mereka tak bisa menghubungi pihak keluarga karena tak ada alat komunikasi. Jadi mereka baru diizinkan pulang, jika ada pihak keluarga yang menjemputnya. Jika tidak, mereka akan terus berada di tempat tersebut, tanpa diketahui kapan akan dipulangkan," kata Haji Uma.

Baca: Polisi Amankan Terduga Pelempar Showroom Hadji Kalla Dua Jam Usai Kejadian

Sementara itu, TKI asal Aceh yang baru saja dipulangkan dari Malaysia, Muhammad Afzal menjelaskan, setelah dirinya sampai di rumah, langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

Berita Rekomendasi

Sebab, selama berada di tempat penampungan khusus tersebut, ia mengaku mengalami gatal-gatal, disebabkan mengonsumsi makanan kurang layak, juga akibat jarang bisa mandi.

Ia juga mengaku, selama dikurung di shelter, tak pernah melihat matahari.

"Selama di penjara, kita masih dapat menikmati cahaya matahari pagi. Tapi, tempat tersebut angin saja seperti susah masuk, karena kiri dan kanan beton. Tiap bilik dalam satu lokasi penampungan, jumlah warga Aceh saya perkirakan mencapai 250 lebih. Mereka berasal dari sejumlah kabupaten/kota yang ada di Aceh," kata dia. (jaf)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas