Harus Dipastikan Kampus Bersih Dari Organisasi Terlarang
Solidaritas Alumni USU bukan bagian dari IKA USU, sehingga pernyataan sikap dilakukan secara insidentil.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Solidaritas Alumni Universitas Sumatera Utara mengimbau seluruh akademika untuk melakukan upaya deradikalisasi karena selama ini organisasi terlarang tumbuh subur di dalam universitas. Oleh karena itu, rektor harus memastikan kampus bersih dari organisasi radikal.
“Harus diperhatikan universitas menjadi tempat penting deradikalisasi, tentu bukan melawan terorisme. Tapi, universitas sebagai sebuah lembaga pendidikan harus mengambil fungsi deradikalisasi,” ujar juru bicara Solidaritas Alumni USU, Abi Rekso Penggalih saat dihubungi, Selasa (15/5/2018).
Ia menjelaskan, Solidaritas Alumni USU bukan bagian dari IKA USU, sehingga pernyataan sikap dilakukan secara insidentil.
Apalagi, IKA USU belum mengambil sikap, jadi ada 55 alumni USU yang terdiri tokoh nasional, aktivis politik, aktivis LSM dan akademisi.
Selain itu, kata dia, semua civitas akademika USU harus mengambil peran aktifkan fungsi preventif seperti, menjamin tidak ada organisasi HTI USU karena HTI menyebar ke berbagai kampus di Kota Medan. Oleh sebab itu, harus dipastikan pengajar dan mahasiswa terbebas dari organisasi radikal.
“Para pengambil kebijakan mulai dari rektor hingga dekan harus melakukan penangkalan paham radikal serta gerakan terorisme yang terselubung dengan aktivitas di kampus. Kampus sebagai sebuah lembaga berpikir harus bebas dari tindakan kekerasan atas nama agama,” katanya.
Rektor harus tegas mengambil tindakan bila oknum dosen, mahasiswa serta birokrasi berpotensi menganut ajaran radikalisasi.
Lebih lanjut, IKA USU harus memastikan alumni terbebas dari gerakan teroris.
Serangkaian bom bunuh yang meledak di tiga gereja di Surabaya merupakan aksi biadap. Sehari kemudian, disusul ledakan di rumah susun Kota Sidoarjo.
Satu pelaku teror Dita Oepriarto adalah mahasiswa yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas Airlangga.
Solidaritas Alumni USU, mengecam dan mengutuk segala bentuk aksi kekerasan atas nama agama. Seluruh agama mengajarkan kasih sayang, kedamaian serta saling menghormati manusia.
"Ada puluhan akademisi, aktivis politik dan tokoh nasional yang mendukung gerakan ini. Lintas generasi, yang senior dan junior membaur jadi satu. Kami disatukan dengan moralitas dan kewarasan berfikir,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menghimbau seluruh jajaran civitas akademika USU, agar terlibat aktif dalam urusan preventif deradikalisasi. Aksi terorisme, telah menggoyak rasa aman warganegara. Kemudian, merampas hak hidup manusia.
“Ini adalah bukti bahwa gerakan pembangkangan terhadap negara dan aksi pelanggaran HAM, telah disusun secara sistematis" ungkapnya. (tio/tribun-medan.com)