Mengenal Asep Yuliarso, Seorang Kades yang Dulunya Preman di Terminal
Kehidupan hitam yang pernah ia jalani kini berubah drastis setelah ia berdoa dan berguru kepada seorang ustaz
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Tiga tahun bersahabat dengan Terminal Pasir Hayam, membuat nama Asep Yuliarso (47) atau yang akrab disapa Asep Martin begitu dikenal masyarakat Cianjur sektar tahun 2007-2010.
Asep Martin dikenal sebagai pemimpin para preman yang berada di terminal.
Asep dikenal telah banyak makan asam garam kerasnya kehidupan di tempat mangkal angkutan umum yang sehari-hari kerap diwarnai dengan aksi perkelahian akibat minuman keras beralkohol.
Siapa sangka kehidupan hitam yang pernah ia jalani kini berubah drastis setelah ia berdoa dan berguru kepada seorang ustaz.
Pria yang kini menjabat sebagai kepala desa tersebut telah berjanji untuk meninggalkan dunia hitam dan kembali ke jalan yang benar dan diridhai oleh Allah SWT. Sambil menghela nafas panjang, Asep mencoba menceritakan pengalaman hidupnya.
"Jika ingat masa itu, saya selalu berkata kepada generasi muda, jangan sekali-kali mendekati narkotika dan obat-obatan terlarang," ujar Asep saat melayani warga di Kantor Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Senin (21/5/2018).
Sambil duduk santai di sebuah kursi panjang besi di lantai 2 kantor desa, Asep kembali mengingat masa-masa ia meninggalkan kehidupan terminal dan mencari pekerjaan lain.
Peristiwa yang masih ia ingat saat operasi besar-besaran preman di terminal Pasir Hayam tahun 2010 yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Saat itu semua anak buahnya telah dibawa oleh aparat. Saat itulah ia melihat betapa hinanya pekerjaan yang ia lakukan saat itu.
Asep pun dicari aparat kepolisian karena beberapa anak buahnya telah ditangkap terlebih dahulu.
"Saat itu banyak pihak yang menyebut harus ada yang bertanggung jawab, saya yang dianggap kakak oleh mereka yang telah ditangkap akhirnya menyerahkan diri," kata Asep.
Asep pun mendengar beberapa aparat kepolisian menyuruh untuk memborgol dirinya agar tak kabur.
Namun, beberapa aparat yang mengenal dirinya menyuruh petugas yang hendak memborgol untuk mengurungkan niat, karena diyakini Asep tak akan kabur.