Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wow, Terobosan Baru Mahasiswa Undip, Limbah Silika Geothermal Dieng Disulap Jadi Cairan Antikarat

Bahan dasar adalah pasir silika.Itu adalah limbah yang dihasilkan dalam aktivitas geothermal di Dieng Kabupaten Banjarnegara.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Wow, Terobosan Baru Mahasiswa Undip, Limbah Silika Geothermal Dieng Disulap Jadi Cairan Antikarat
TRIBUN JATENG/DENI SETIAWAN
Mahasiswa Undip Sulap Limbah Silika Geothermal Dieng Jadi Cairan Anti Karat 

Peroleh dukungan serta pengetahuan tentang bahan silika dari Silviana, ketiganya pun termotivasi untuk menciptakan suatu produk inovatif.

Saat berkunjung ke Pabrik Geothermal Dieng, mereka terkaget, cukup banyak limbah silika di sana.

“Limbah berbentuk gumpalan yang ditampung di sebuah bak sedalam sekitar 8 meter luasannya seperti lapangan tenis itu, sama sekali tidak dimanfaatkan. Berdasarkan data, setidaknya ada 10 ton limbah silika yang dihasilkan per hari,” tuturnya.

Febio menambahkan, produk hasil riset yang dihasilkan itu dapat diklaim dan teruji sebagai produk anti air, anti UV, anti karat, anti jamur, dan self cleaning.

Khususnya untuk material-material berbahan besi, bambu, maupun kaca.

“Jika produk-produk yang tujuannya untuk beberapa hal tersebut tentu cukup mahal, tidak menggunakan teknologi praktis, dan bahan kimia campurannya kerapkali bisa mengganggu kesehatan. Sufoting clear and clean. Sudah kami uji,” tutur mahasiswa asal Batam Kepulauan Riau itu.

Secara teknis, lanjut Adelia, anggota tim --mahasiswi asal Pekalongan itu-- menyampaikan sangat mudah dalam penggunaannya.

Berita Rekomendasi

Pasir silika yang telah telah melalui uji laboratorium sehingga akhirnya menghasilkan berbentuk cairan itu, cukup disemprotkan pada media baik besi, bambu, maupun kaca.

“Seusai cairan itu disemprotkan. Tunggu sekitar lima menit agar cairan tersebut mengering. Dalam menyemprotkan cairan diupayakan dalam jarak sekitar 15 sentimeter agar penyebarannya merata,” tandasnya.

Dia melanjutkan, setelah dirasa cairan tersebut kering, pengguna sudah dapat secara langsung merasakan hasilnya.

Cara mudahnya yakni melihat reaksi material baik itu besi, bambu, maupun kaca ketika disiram air.

Direncanakan, pula produk tersebut bakal dikembangkan agar bisa diterapkan pada sepatu, jaket, maupun pakaian.

Dimana kerap itu jadi suatu problem yang dihadapi seseorang ketika musim penghujan.

“Kami lakukan riset lanjutan. Kemungkinan pada Juli 2018 hasilnya sudah bisa terlihat. Mohon doa restunya. Sembari sedang cari investor agar bisa diproduksi secara massal. Tetapi saat ini sedang kami sempurnakan dahulu,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas