Ketua DPR Ajak Parlemen Dunia Tingkatkan Kerja Sama Lintas Sektor dan Inovasi Keuangan
Bamsoet mendorong parlemen dunia meningkatkan kerja sama lintas sektor serta melakukan inovasi pada keuangan, teknologi, infrastruktur dan kemitraan.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, BALI-Ketua DPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendorong parlemen dunia meningkatkan kerja sama lintas sektor serta melakukan inovasi pada keuangan, teknologi, infrastruktur dan kemitraan.
Untuk memastikan semua orang memiliki akses ke energi berkelanjutan. Akses ke energi bersih, aman dan terjangkau, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Ketersediaan energi seperti listrik sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sekaligus menjadi kebutuhan mutlak menunjang pembangunan," ujar Bamsoet.
"Menjadi tantangan besar bagi kita mengingat ketergantungan pada energi fosil dan pengembangan sumber energi terbarukan masih sangat terbatas," ujar Bamsoet saat membuka World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) di Bali, Rabu (12/09/18).
WPFSD merupakan wadah pertemuan Parlemen Dunia yang digagas DPR RI sejak tahun 2017. Forum ini secara khusus diselenggarakan untuk meningkatkan peran Parlemen Dunia dalam mendukung pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) 2030.
Di pertemuan pertama tahun 2017, berhasil merumuskan pembangunan yang inklusif dan merata sehinga tidak ada pihak yang ditinggalkan.
World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) yang diselenggarakan pada 12-13 September 2018, diikuti sekitar 45 negara. Antara lain Argentina, Bahrain, Bolivia, Iran, Iraq, Jordan, Palestina, Peru, Serbia, Uni Emirat Arab, Venezuela, Kribati, Solomon Island, Tonga, Armenia, Botswana.
Egypt, Ghana, Madagaskar, Micronesia, Mongolia, Moroco, Serbia, Timor Leste serta Turki. Pertemuan WPFSD ini membahas topik 'Menuju Energi Berkelanjutan untuk Semua'.
Selain itu, ikut serta 5 negara observer yaitu Belarus, China, Nigeria, Papua New Guinea, dan Qatar. Tak ketinggalan, organisasi internasional serta pemerintahan juga turut hadir.
Antara lain ASEAN Inter Parliamentary Assembly/AIPA, Ernst & Young, Geneva Council for International Affairs and Development/GCIAD, United Nations Environment Programme/UNEP, Westminster Foundation for Democracy/WFD dan Women Political Leader Global Forum/WPL.
"Penetapan Tujuan Pembangunan Global (SDG) dan Paris Agreement mengenai perubahan iklim di tahun 2015 lalu, telah mengidentifikasi energi sebagai salah satu sektor utama bagi pencapaian pembangunan berkelanjutan," ujar dia.
"PBB juga telah menetapkan tahun 2030 sebagai target waktu untuk memastikan akses ke energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan dan modern bagi semua," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia ini menuturkan, permintaan energi semakin meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan yang terus berkembang. Ketergantungan terhadap energi fosil terutama minyak bumi menimbulkan kekhawatiran mengingat energi tersebut bukan energi yang terbarukan.
"Potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat terbatas," lanjut Bamsoet.