Ribuan Guru Honorer di Garut Kepung Gedung DPRD Sambil Bawa Keranda Mayat
Sekitar 10 ribu guru honorer mengepung Gedung DPRD Kabupaten Garut di Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (18/9/2018)
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Sekitar 10 ribu guru honorer mengepung Gedung DPRD Kabupaten Garut di Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (18/9/2018). Ribuan guru itu pun menutup akses Jalan Patriot.
Selain di Jalan Patriot, para guru juga menduduki halaman DPRD Kabupaten Garut.
Selain memakai seragam batik PGRI, seorang guru dari Kecamatan Garut Kota menggunakan pakaian pocong.
Keranda mayat dan spanduk turut dibawa untuk menyampaikan tuntutan kepada Bupati Garut.
Keberadaan keranda dan pocong tersebut sebagai tanda matinya hati nurani para pejabat.
Ketua Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR) Kabupaten Garut, Cecep Kurniadi, mengatakan bupati baru memenuhi satu tuntutan guru honorer yakni, pencopotan Plt Kadisdik Garut, Jajat Darajat.
"Masih ada tiga tuntutan yang ingin kami sampaikan. Dikeluarkannya SK penugasan guru honorer, menolak Permenpan nomor 37 yang membatasi usia, dan mendesak revisi UU ASN," kata Cecep di Gedung DPRD Garut, Selasa (18/9/2018).
Baca: Pernikahan ala Sakera Pasangan Devi-Kurniawan di Pasuruan Menarik Perhatian Warga
Jika tuntutan tersebut tak dipenuhi, Cecep mengancam ribuan guru honorer akan menduduki Gedung DPRD.
Aksi mogok mengajar juga akan terus dilakukan hingga semua tuntutan dipenuhi.
"Sejak Kamis pekan lalu sebagian honorer mogok mengajar. Hari ini semua honorer di Garut menggelar demo. Kami tersinggung karena disebut ilegal," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjabar.id dengan judul Ribuan Guru Honorer di Garut Gelar Aksi Jihad Guru, Ajukan Empat Tuntutan, Bawa Keranda Mayat