Sudah 17 Anak Sapi Mati Misterius, Leher Terluka, Perut Tercabik dan Jeroan Hilang
Polisi dan dinas terkait pun belum bisa memberi kepastian. Untuk mencari titik terang, aparat desa berencana menempuh jalur niskala.
Editor: Hendra Gunawan
“Jangan sampai kejadian ini berkembang menjadi isu yang tidak masuk akal. Seperti kejadian berbau mistik. Yang lebih kami khawatirkan berkembang hingga menuduh seseorang berbuat demikian,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli, I Wayan Sukartana menjelaskan, tidak ditemukan gejala penyakit penyebab kematian godel tersebut.
Selain itu, juga tidak ditemukan gejala maupun wabah yang berpotensi menyebabkan kematian.
Ia bingung. Sebab jika dikatakan serangan hewan, tidak ada jejak yang tersisa seperti bekas cabikan di kepala maupun di bagian tubuh lainnya.
Namun yang terjadi, serangan justru tergolong rapi. Ia pun ragu dengan kemungkinan tersebut.
Luka Gigitan di Leher
Luka bekas gigitan di bagian leher, menjadi alasan utama mengapa polisi menganggap kematian godel-godel tersebut akibat dari hewan buas.
Luka di leher bertujuan untuk membunuh mangsa sebelum akhirnya memakan bagian perut. Seluruh godel yang mati juga masih berbau ari-ari sehingga memancing binatang buas.
Kata dia, jika manusia yang berniat mencuri, tentunya tidak hanya isi perut, melainkan bagian paha. Bahkan yang mungkin terjadi seluruh bagian sapi yang diambil.
“Kami juga telah mencari data berupa foto-foto dari lokasi lain, memang ada luka tercabik dan bekas gigitan,” ungkap Kapolsek Kintamani, Kompol I Putu Gunawan.
“Perkiraan kami, ini ada pengaruhnya dengan erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu sehingga binatang-binatang turun mencari tempat aman dan tidak memungkinkan untuk kembali. Yang terjadi saat ini, ternak warga ada di tegalan yang sepi dan jauh dari pemukiman warga. Kalau dari jarak, ada sekitar 50 meter dari pemukiman,” ujarnya. (Muhammad Fredey Mercury)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Misteri Kematian 17 Godel Tanpa Isi Perut Belum Terungkap, Aparat Desa Minta Petunjuk Secara Niskala,