Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yayasan Kerti Praja Ungkap 75 Persen Kasus HIV/Aids di Bali Tertular dari Kalangan Homoseksual

Jumlah kasus baru HIV/AIDS berdasarkan hasil tes sebanyak 10 hingga 22 orang per bulan. 75 persen berasal dari kalangan homoseksual.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Yayasan Kerti Praja Ungkap 75 Persen Kasus HIV/Aids di Bali Tertular dari Kalangan Homoseksual
BBC
Ilustrasi Virus HIV 

Data di Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyebutkan, dari 19.792 orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Bali, paling banyak tercatat di Denpasar yakni 7.440 orang.

Baca: Sunarmi Kaget Tubuh Adiknya Tergantung Tak Bernyawa di Pohon Belakang Rumah

Kedua terbanyak di Badung sejumlah 3.211 orang, dan ketiga di Buleleng sebanyak 2.989, kemudian Gianyar sebanyak 1.459 orang, Tabanan 1.220, Jembrana 1.019, Karangasem 755, Bangli 424, Klungkung 408.

Dan sisanya pendatang luar Bali yang melakukan tes HIV/AIDS di Bali sebanyak 867 orang dinyatakan positif.

Dari 19.792 pengidap HIV/AIDS di Bali, tercatat 12.318 adalah kaum laki-laki, dan 7.474 perempuan.

Sementara itu, jika dilihat dari faktor risiko, dari 19.792 ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Bali, paling banyak dari kaum heteroseksual yakni sejumlah 15.131 orang.

Disusul dari kaum homoseksual sebanyak 2.751 orang, kemudian dari kaum pengguna jarum suntik narkoba (IDU) sebanyak 852 orang, dari kaum perinatal atau tertular dari orang tuanya sebanyak 342, dari kalangan biseksual sebanyak 84 orang, dan yang tidak diketahui penyebabnya sebanyak 271, serta yang tertular akibat sebanyak 9 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mengatakan, orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Bali paling banyak dari usia produktif 20 tahun sampai 29 tahun.

Berita Rekomendasi

Kedua paling banyak dari usia 30 tahun sampai 39 tahun.

Suarjaya menjelaskan, Denpasar dan Badung menjadi wilayah dengan populasi terbanyak pengidap HIV/AIDS, karena banyaknya jumlah penduduk asli maupun pendatang di kawasan itu.

Selain itu, banyaknya wisatawan juga menjadi penyebab.

"Karena layanan (tes HIV) juga banyak di sana. Jumlah layanan yang tersedia banyak, lengkap, mudah dijangkau. Stigma diskriminasi semakin rendah, sehingga semakin banyak yang tes, dan akhirnya tercatat. Sosialisasi gencar, dan banyak LSM membantu sehingga banyak tercatat," jelas Suarjaya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Kasus Baru HIV/AIDS Terbanyak dari Kalangan LSL atau Homoseksual

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas