Tebar Benih Ikan Bandeng, Dirut PJT II: Program CBF untuk Lestarikan Lingkungan Waduk Jatiluhur
Penebaran benih ikannya dilakukan dalam rangka menjalankan program penangkapan ikan berdasarkan budaya (Culture Base Fisheries/CBF)
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Jasa Tirta (PJT) II yang mengelola Waduk Ir H Juanda Jatiluhur melakukan penebaran benih ikan bandeng di demplot atau genangan Curug, Kamis (6/12/2018).
Penebaran benih ikannya dilakukan dalam rangka menjalankan program penangkapan ikan berdasarkan budaya (Culture Base Fisheries/CBF).
Direktur Utama Perum Jasa Tirta II, Djoko Saputro mengatakan, CBF adalah program yang tengah digalakkan PJT II untuk memperbaiki kualitas air Sungai Citarum dan Waduk Jatiluhur.
Ikut dalam kegiatan tersebut, Dirut Perum Perindo, Wakil Bupati Purwakarta, Dandim 0619 Purwakarta dan Kepala Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan.
“Melalui program CBF ini, Perum Jasa Tirta II memberikan solusi untuk kelestarian lingkungan di sekitar Waduk Jatiluhur dan memberikan kesejahteraan terhadap petani lokal,”ujar Djoko Saputro.
Menurutnya, PJT II sebagai pengelola Waduk Jatiluhur bertanggungjawab untuk menjaga kualitas mutu air Waduk Jatiluhur menjadi lebih baik serta menjaga hajat hidup petani lokal agar menjadi pelaku usaha.
“Nanti petani lokal akan diberi kemampuan terkait bibit dan panduan teknis pelaksanaan CBF dari Kementerian Kelautan Perikanan sehingga para petani dapat memanfaatkan langsung hasil panen ikan tersebut,”jelas Djoko.
Setelah penebaran benih ikan di demplot Curug, PJT II bersama stakeholder terkait meninjau penerapan program CBF di Waduk Jatiluhur.
PJT telah melakukan uji coba penerapan program CBF di perairan Waduk Jatiluhur dari Tahun 2017. Kunci keberhasilan CBF tidak terlepas dari penebaran benih ikan yang rutin dilakukan.
Sejak awal digulirkan Tahun 2017 sampai akhir Tahun 2018, PJT II telah secara kontinu dan konsisten melakukan penebaran benih ikan dengan mengundang Gubernur Jabar, Pangdam Siliwangi, Bupati Purwakarta, Muspida Kab. Purwakarta serta melibatkan kelompok petani lokal di sekitar waduk.
Keberhasilan program ini digadang-gadang akan menjadi lapangan kerja alternative para petani waduk tanpa harus menjadi pekerja di budidaya perikanan Keramba Jaring Apung (KJA).
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Pusat Perikanan BRSDM-KKP Toni Ruchimat, keberadaan Keramba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur menyebabkan kualitas air menurun dan terjadi pendangkalan.
Sehingga perlu diterapkan inovasi pengembangan perikanan waduk yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat memberikan hasil yang optimal kepada masyarakat secara berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.
“Implementasi program CBF di Waduk Jatiluhur diharapkan mampu memulihkan dan memperbaiki habitat perairan waduk dan pada ujungnya tentu meningkatkan kesejahteraan masayarakat khususnya dalam perubahan ekonomi, menciptakan kemandirian, peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,”ujarnya.
Ke depannya, keberlanjutan dan keberhasilan program perikanan tangkap berbasis budidaya membutuhkan keterlibatan masyarakat dan berbagai pihak dalam pengelolaan sumberdaya ikan di perairan Waduk Jatiluhur.
Tercapainya keberhasilan program CBF di Waduk Jatiluhur dapat menjadi pilot project bagi waduk/danau lain di Indonesia untuk menerapkan perikanan tangkap yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.