Bedah Buku Jokowi: Dari Bantaran Kalianyar ke Istana, Jokowi Mendobrak Tradisi 3 Kelompok Elit Solo
Bedah buku Jokowi: Dari Bantaran Kalianyar ke Istana di Omah Sinten Resto, Solo, Rabu (19/12/2018).
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Joko Widodo, seorang warga Solo bisa menjadi Presiden Republik Indonesia.
Disebut tak memiliki strata elit di Solo, hal tersebut membuat melenggangnya Joko Widodo hingga menjadi orang nomor 1 di Indonesia menjadi unik.
Hal itu diungkapkan Wawan Mas'udi, seorang penulis buku Jokowi; Dari Bantaran Kalianyar ke Istana saat mengupas buku setebal 140 halaman ini di Omah Sinten Resto, Solo, Rabu (19/12/2018).
Menurutnya, Jokowi sebenarnya tak memiliki kultur elit di Solo.
Kultur elit itu di antaranya elit Keraton Surakarta, elit ekonomi Laweyan dan elit dari etnis Tionghoa.
"Di panggung politik di Solo sejak zaman dahulu dikenal tiga elit tersebut. Tetapi Jokowi mendobraknya sebagai orang yang tak masuk ketiga elit tersebut tapi bisa maju sebagai Wali Kota Solo pada waktu itu," katanya.
Menurutnya hal tersebut menjadi unik.
Justru orang yang tidak masuk dari tiga elit itu malah cenderung dicintai masyarakatnya.
"Saat periode dua ia maju Wali Kota, ia bahkan bisa meraih 90 persen lebih suara," terangnya.
Hal itu menguatkan pendapatnya bahwa konsep ketiga elit itu di panggung politis di Solo menjadi usang.
"Masyarakat butuh figur baru, yang di luar ketiga elit tersebut," papar Wawan.