Mitos yang Melahirkan Kampung Pengemis di Jalan Kebun Krumput Banyumas
Sejumlah pengemis duduk di sepanjang jalan raya Kebun Krumput, Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.
Editor: Sugiyarto
Dinsospermades Kabupaten Banyumas melakukan serangkain penanganan masalah pengemis di Kebun Krumput.
Tahap pertama adalah mendata pengemis yang termasuk usia produktif terutama wanita-wanitanya supaya diberikan bekal ketrampilan.
Kemudian anak-anak akan dibina dan dibimbing supaya tidak mengikuti jejak orang tuanya. Bisa melalui pendidikan formal atau pendidikan ketrampilan supaya mereka nantinya dapat bekerja.
Tahap kedua adalah berupaya bekerja sama dengan instansi terkait misalnya kementerian agama untuk memberikan pemahaman terkait spiritual dan mitos-mitos terkait.
Selain itu bekerja sama dengan pihak kampus-kampus di Banyumas dengan nama Campus Social Responsibility (CSR).
Diharapkan mahasiswa dan mahasiswinya nantinya akan ikut mendampingi para pengemis.
Upaya penanganan pengemis di Kebun Krumput juga datang dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Banyumas.
"Pemda terus memberikan peluang berupa pelatihan gratis melalui Balai Latihan Kerja (BLK) kepada masyarakat. Memang diakui keterbatasan SDM yang dimiliki menjadi kendala kami dalam mensosialisasikan program ini," ujar Lasmiyati selaku Kasubbag Perencanaan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Banyumas.
Para pengemis di Kebun Kruput justru menganggap pengguna jalan akan lebih hati-hati jika di pinggiran jalan terdapat banyak pengemis.
Ada atau tidak ada pengemis para pengendara tetap melempar recehan di jalur Kebun Krumput demi keselamatannya masing-masing. Sehingga akan mubadzir jika recehan tersebut tidak diambil.
“Saya sering melintasi jalur Kebun Krumput karena ingin ke arah Kebumen. Sebagai orang Banyumas saya merasa miris melihat kondisi tersebut. Semestinya pemda cepat menangani mereka supaya tidak mengemis lagi, ujar Kemal (25) warga asal Kecamatan Banyumas.
Kemiskinan adalah faktor utama penyebab terus eksisnya pengemis di sepanjang jalan Kebun Kruput. Ditambah rendahnya pendidikan dan minimnya keterampilan menjadikan mereka tidak memiliki potensi.
Mitologi yang kuat membuat mereka kuat bertahan meminta-minta. Meski sudah diberi peringatan melarang memberikan uang kepada pengemis, tetap saja pengendara masih melakukannya dengan alasan sedekah.
Perlunya penanganan pengemis melalui pendidikan informal atau latihan kerja guna meningkatkan peluang mereka di dunia kerja. Selain itu perlu pemahaman secara spiritual keagamaan yang di dukung para tokoh masyarakat sekitar.(*)