Warga 2 Desa Ini Bertaruh Nyawa Saat Akan Menyeberang Satu-satunya Jembatan Akses ke Temnpat Lain
Pemerintah belum membangun jembatan permanen kembali usai jembatan gantung di tempat itu putus akibat banjir, 2016 lalu.
Editor: Hendra Gunawan
Padahal debit air sungai tengah meningkat.
Nahas, pengendara itu pun tercebur ke sungai beserta kendaraannya.
Beruntung pria itu selamat, meski kendaraannya hanyut terbawa arus.
"Orangnya selamat, sepeda motornya hanyut,"katanya
Jika jembatan permanen yang kokoh saja roboh karena terjangan arus, apalagi jembatan bambu yang kekuatannya tak seberapa.
Jembatan darurat ini tak cukup kuat menahan terjangan arus hingga berkali-kali lenyap tersapu banjir.
Usai terputus, warga biasa membangun jembatan itu kembali menggunakan bahan alam yang murah dan mudah didapatkan.
Warga pun harus bersiap menyambung kembali jembatan itu jika nanti putus lagi karena banjir.
Demi akses tetap terhubung, warga rela merawat jembatan yang membahayakan sendiri keselamatan mereka. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Cerita 2 Warga Desa yang Bertaruh Nyawa Tiap Melintas di Jembatan Bambu Penghubung Dua Kabupaten,