Dapat Izin ke Luar Rutan Medaeng, Bupati Nonaktif Mojokerto Menangis Lihat Jenazah Putranya
Tak berapa lama, kala peti jenazah Jiansyah diturunkan dari mobil ambulans RSUD dr Soeroto, isak tangis keluarga pun pecah.
Editor: Dewi Agustina
Mustofa Kamal Pasha membantu menimbun peti jenazah sang buah hati.
Mustofa Kamal Pasha berusaha tabah sembari mencangkul sedikit demi sedikit tanah ke liah lahat.
Setelah prosesi itu, sang istri dan sejumlah keluarga menaburkan bunga di atas pusara.
Saat Mustofa Kamal Pasha berjalan meninggalkan pusara sang buah hati, para warga menjabat tangannya sembari mengucapkan belasungkawa.
Mustofa Kamal Pasha tak dapat menahan kesedihan. Dia berderai air mata.
Melihat hal itu, salah satu kerabat memapah Mustofa Kamal Pasha berjalan.
Mustofa Kamal Pasha sesekali mengusap air matanya dengan punggung tangan.
Sementara itu, Kepala Kasi Pelayanan Tahanan Rutan Medaeng Ahmad Nuri Dhuka mengatakan, hal ini merupakan hak tahanan untuk datang ke pemakaman keluarga.
Namun, sebelumnya Mustofa Kamal Pasha telah mengumpulkan dokumen persyaratan.
Dokumen itu antara lain, surat kematian dari rumah sakit, kelurahan, fotokopi Kartu Keluarga (KK), surat permohonan dari keluarga, surat pernyataan tidak melarikan diri.
"Selagi syarat terpenuhi kami tetap harus diberikan hak tersebut. Terkait durasi secukupnya saja, setelah selesai kami kembali (ke Rutan Medaeng)," kata dia.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Bupati Nonaktif Mojokerto Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Melihat Jasad Anaknya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.