11 Fakta Terbaru Pelaku Mutilasi Guru Honorer Kediri, Korban Tewas Dibekap, Pelaku Sayang Korban
korban selalu mendapat uang seusai berhubungan intim dengan pelaku selama tiga kali sejak 2018 lalu.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kasus pembunuhan guru honorer asal Kediri, Budi Hartanto (28), yang tewas dimutilasi dan jenazahnya dibuang di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, terus bergulir bersamaan dengan sejumlah fakta yang ditemukan oleh pihak kepolisian.
Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Gupuh Setiono, akhirnya merilis sejumlah temuan fakta terkait kasus pembunuhan itu pada, Senin (15/4/2019) siang.
Dalam penyampaian rilis, kedua tersangka pelaku pembunuhan pun turut dihadirkan.
Bahkan, tersangka Aris Sugiarto sempat menangis di hadapan para wartawan.
Dirangkum SURYA.co.id dari data yang didapat di lapangan, berikut sederet fakta terbaru terkait pembunuhan guru honorer asal Kediri.
Baca: Pembunuh Guru Honorer Kediri Nangis Sesenggukan Sambil Doakan Korban yang Telah Dimutilasi
1. Banyak motif yang mendasari pembunuhan
Kombes pol Gupuh Setiono menjelaskan, motif pembunuhan tersebut saling berhubungan.
Di satu sisi ada motif asmara, namun di sisi yang lain juga terjadi motif perselisihan diantara kedua pelaku dan korban.
"Hubungan asmara sesama jenis, terus berakhir perselisihan karena tidak diberikan uang dan berakhir dengan pertengkaran yang mengakibatkan korban dibunuh," katanya pada awak media di depan Halaman Reskrimum Polda Jatim.
2. Hanya satu pelaku yang memiliki hubungan spesial dengan korban
Gupuh mengatakan, pelaku yang memiliki hubungan asmara sejenis adalah Aris Sugianto.
Hubungan spesial yang dimiliki keduanya rupanya juga berlanjut dengan melakukan hubungan intim.
Bahkan, menurut penuturan Gupuh, Budi Hartanto selalu mendapat uang dari Aris Sugiarto.
Aris Sugiarto terhitung sudah tiga kali melakukan hubungan intim bersama korban. Keduanya melakukan hubungan tersebut di kediaman Aris.
"Setiap kali berhubungan, Aris ngasih uang ke korban. Aris sayang pada korban, dan akan memberikan apa yang diminta korban," jelas Gupuh.
3. Korban menerima uang tiap kali berhubungan intim dengan pelaku
Rupanya, Gupuh juga mengungkapkan jika korban selalu mendapat uang seusai berhubungan intim dengan pelaku selama tiga kali sejak 2018 lalu.
Baca: Guru Honorer Dimutilasi Usai Berhubungan Badan, Tak Muat Dimasukkan dalam Koper, Kepala Pun Melayang
Namun untuk hubungan intim yang keempat kalinya, Aris dan korban sengaja melakukan di ruangan di sebuah warungnya di Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kediri, Selasa (2/4/2019) silam.
Gupuh melanjutkan, usai melakukan hubungan badan, percekcokan itu akhirnya dimulai.
Percekcokan itu ditengarai karena Aris tidak mampu membayar uang yang diminta oleh korban.
"Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena Aris gak bisa ngasih uang ke korban, korban marah-marah," jelasnya.
4. Aziz terganggu dengan percekcokan korban dan pelaku
Lantaran saat itu waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB.
Aziz yang berada di luar kamar, tak tahan dengan suara percekcokan yang terdengar cukup kencang itu, berinisiatif menegur korban.
"Diingatkankan Aziz tapi korban tak terima, korban malah bilang ini bukan urusan kamu," tuturnya.
Tak cuma membantah teguran Aziz, ungkap Gupuh, tanpa diduga korban justru melayangkan sebuah tamparan ke arah pipinya.
"Tak terima, Aziz juga membalas," ungkapnya.
5. Korban sempat mengayunkan golok ke arah Aziz
Mungkin rasa sakit hati korban begitu meluap-luap, sebilah golok sepanjang sekitar 10 sentimeter yang tergeletak di sebuah tempat duduk atau bale di depan warung, langsung di ambil korban untuk disabetkan ke arah Aziz.
"Korban itu malah mengambil golok lalau diayunkan ke arah Aziz. Tapi Aziz bisa menangkis," lanjutnya.
Usai menangkis, Aziz yang berupaya merebut golok dari tangan korban, ternyata berhasil.
6. Aziz membalas sabetan golok korban
Kali ini justru Aziz yang berbalik menyabetkan golok tersebut ke arah korban.
Sabetan pertama meski tak langsung menumbangkan korban, namun sabetan Aziz mampu mengenai lengan kiri korban.
"Kemudian korban jatuh tertelungkup, lalu teriak-teriak, saat itulah Aziz berkali-kali menyabet golok," katanya.
Gupuh menerangkan, bersamaan dengan aksi Aziz yang terlanjur kalap bertubi-tubi mengibaskan sabetan, Aris mendadak muncul membantunya menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.
Baca: Terungkap Kronologi Mutilasi Mayat dalam Koper, Berawal dari Uang Jatah yang Kurang
7. Korban kehilangan nyawa lantaran dibekap mulutnya
"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.
Setelah korban dipastikan tumbang dan meregang nyawa, lanjut Gupuh, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat tersebut ke suatu tempat.
Namun sebelum itu keduanya masih harus menemukan cara memindahkan mayat korban.
Maka, ungkap Gupuh, muncullah ide dari Aris mewadahi mayat korban ke dalam sebuah koper milik ibunya.
"Aris waktu itu ya langsung pulang, ambil koper milik ibunya. Belakangan Aris cerita kalau koper itu dijual," tuturnya.
Baca: Polisi Sebut Ada Asmara antara Korban dan Pelaku Mutilasi yang Tangisi Kematian Budi Hartanto
8. Alasan pelaku memenggal kepala korban
Saat memasukkan jenazah korban, muncul masalah baru terkait ukuran koper yang digunakan.
"Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," katanya.
Usulan Aris terbilang brilian, usai kepala korban dipotong, akhirnya mayat tersebut muat di simpan ke dalam koper tersebut.
Gupuh menyebut, mayat korban ditekuk secara paksa di dalam koper. Lalu dibuang di bawah jembatan Karang Gondang, Udanawu, Blitar.
Sedangkan kepala korban di wadahi kantung kresek untuk dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kras, Kediri.
"Kejadian itu dilakukan selasa malam," tandasnya.
9. Permintaan maaf pelaku
Air mata Aris Sugianto tak terbendung lagi, saat ditodong pertanyaan oleh awakmedia tentang aksinya bersama Aziz Prakoso membunuh dan memutilasi guru honorer Budi Hartanto, Selasa (2/4/2019).
Isak tangisnya begitu kuat, hingga menggoncangkan bibirnya yang sengaja ia tahan kuat-kuat.
Akibatnya, suaranya terdengar terbata-bata saat mengatakan permintaan maaf di hadapan sorotan lensa kamera awak media. Permintaan maaf itu ditujukan kepada keluarga korban.
"Saya ingin nyampaikan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban," katanya saat digelandang Anggota Reskrimsus Polda Jatim, Senin (15/4/2019).
Seraya menyeka air mata, dia yang menggunakan seragam tahanan warna oranye.
Ia merasa sangat bersalah sekaligus terpukul atas insiden tersebut.
"Saya hanya bisa menyesal dan menangis," lanjutnya.
10. Aris Sugianto masih terngiang-ngiang sosok korban
Saat ditanya bagaimana awal mula dirinya bisa memenggal kepala korban.
Seraya menggelengkan kepala berkali-kali dengan isak tangis yang tak kunjung reda, Aris mengaku tak punya niatan menyangka memenggal kepala korban.
"Itu saya gak ada kepikiran," ujarnya.
Bila ditanya perihal sosok korban selama hidup, Aris berterus-terang, sosok korban hingga saat ini masih terngiang-ngiang di benaknya.
"Masih teringat-ingat," katanya.
Dia juga mengaku tidak ada yang bisa dilakukan, selain meminta maaf dan terus berkirim doa kepada mendiang Budi Hartanto.
"Semoga arwah beliau diampuni dosa-dosanya, dan ditempatkan bersama orang-orang beriman," tandasnya.
11. Peran korban dan pelaku saat berhubungan
Aris Sugianto (23) salah satu pelaku pembunuhan sadis terhadap Budi Hartanto, guru honorer asal Kediri, mengaku memiliki hubungan spesial dengan korban semasa hidup.
Dia juga mengakui bahwa dia dan korban adalah gay.
Menurut Dirreskrimum Polda Jatim, Kombespol Gupuh Setiono, perkenalan keduanya terjadi sejak Juli 2018.
Keduanya berkenalan melalui media sosial.
Dalam hubungan keduanya, kata Gupuh, Aris dan korban memegang peran yang berbeda.
"Aris bertindak sebagai perempuan, si korban sebagai laki-lakinya," katanya pada awak media di Halaman Reskrimum Polda Jatim, Senin (15/4/2019). (Luhur Pambudi)